Selasa 21 Feb 2012 17:13 WIB

Inilah Kunci Mengubah Persepsi Negatif tentang Islam

Rep: Agung Sasongko/ Red: Heri Ruslan
Imam Masjid New York Shamsi Ali
Foto: cp24
Imam Masjid New York Shamsi Ali

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Keberanian sikap merupakan kunci dalam mengubah persepsi negatif tentang Islam. Sebab, melalui keberanian sikap akan memunculkan rasa simpati yang pada akhirnya mengubah persepsi tersebut.

 

Imam Masjid Al-Hikmah New York, Shamsi Ali punya pengalaman menarik soal keberanian sikap terkait persepsi negatif tentang Islam. Saat itu, ia tengah berceramah di Sinagoga, tempat ibadah Yahudi. Selesai berceramah ada seorang perempuan mengacungkan tangan.

"Tidaklah mungkin Islam dan Yahudi akan berdamai," kenang Shamsi saat menceritakan pengalamannya kepada Republika.co.id, Selasa (21/2). Selanjutnya, kata Shamsi, perempuan itu lalu menyatakan Islam mengajarkan kepada anak-anak untuk membenci kaum Yahudi.

"Saya langsung bertanya balik, anda mendapat kesimpulan itu dari mana?. Lalu perempuan itu menjawab film dan media. Saya sadar pengaruh media memang begitu besar. Ini menjadi persepsi yang luar biasa," ucapnya.

 

Kemudian, Shamsi menjelaskan bahwa ia juga mendapat gambaran tentang New York melalui film. Dalam film itu, terjadi aksi baku tembak dalam sebuah ruang bawah tanah. Pertanyaanya, kata Shamsi, kalau memang demikian apakah dirinya akan tetap berada di New York. "Saya seorang lulusan madrasah. Buktinya, saya berada di sini," kata dia.

 

Selanjutnya, lanjut Shamsi, perempuan itu pun mengalami perubahaan pandangan. "Perempuan itu menyambut saya dengan hangat setelah tidak lama bertemu. Satu tahun kemudian, ia sambut saya dengan makanan tradisional Yahudi "Kidush".

 

Dari pengalamannya, Shamsi percaya persepsi bisa diubah dengan keberanian sikap. Dengan sikap demikian, umat Islam dapat mengubah orang yang bersikap sangat buruk menjadi simpati terhadap Islam. Ketika simpati maka mereka akan mau belajar.

 

"Bagaimana kita bisa mengharapkan seseorang menghormati Islam bila dalam diri mereka terhadap kebencian dan kesalahpahaman. maka,yang perlu kita bangun adalah simpati selanjutnya Allah yang menentukan. Jadi, yang kita bangun bukan mengajak mereka memeluk Islam tetap mengenalkan bahwa Islam itu Indah," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement