Senin 20 Feb 2012 17:00 WIB

Yusuf A Bonner: Calon Biarawan yang Menemukan Kebenaran Islam (Bag 2)

Yusuf Abdullah Bonner
Foto: googleusercontent.com
Yusuf Abdullah Bonner

REPUBLIKA.CO.ID, Satu waktu, Bonner mendatangi sebuah gereja. "Aku meminta Tuhan membimbingku."

Tak lama setelah kunjungan ke gereja itu, ia mendatangi gereja Katolik,  ia akhirnya terlibat dalam aktivitas kebiaraan. Selama sepuluh tahun lamanya Bonner bekerja di sana dan juga menetap sesekali.

Selama itu, ia berbagi dengan para pendeta dan biarawan tentang doa. "Selama itu pula, aku mengalami keadaan iman yang naik-turun, padahal aku tengah berada dalam proses menjadi seorang biarawan saat itu."

Ternyata Allah punya rencana lain. Pada musim dingin tahun 2006, ia mengalami apa yang disebutnya keruntuhan iman. Ia tetap bekerja di biara meski tak lagi berdoa dan menghadiri kegiatan biara. Namun di balik itu, Bonner terus menerus meminta bimbingan dan pertolongan Tuhan.

"Aku kehilangan kepercayaanku pada ajaran gereja, tapi tetap menyimpan perasaan yang kumiliki sejak kecil, bahwa Allah selalu melindungiku," katanya.

Bonner kemudian melirik Islam dan mulai berbicara dengan beberapa Muslim secara online. "Termasuk dengan mereka yang baru memeluk Islam." Dari mereka, Bonner yang kala itu berusia 41 tahun mulai mempelajari Islam lewat buku-buku yang mereka kirimkan.

"Semoga Allah membalas perbuatan baik mereka itu," katanya.

Begitulah, Bonner mengenal dan mempelajari Islam tanpa bertemu seorang Muslim pun. Hanya dua bulan setelah itu, September 2007, ia pergi ke masjid terdekat dan mengucapkan syahadat.

"Alhamdulillah," ujarnya.

Setelah mengikrarkan kesaksiannya sebagai seorang Muslim, pria yang pernah menempuh studi di University of Kent, Canterbury, ini tetap bekerja di biara, dan tetap tinggal di sana sesekali. Hingga keadaan itu mulai dirasanya sulit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement