REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Menteri Dalam Negeri Perancis, Claude Gueant kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial. Dalam sebuah simposium yang digelar kelompok mahasiswa sayap kanan, Gueant mengkritik kelompok sayap kiri Perancis dengan menyatakan semua peradaban tidak memiliki nilai yang sama.
"Bertentangan apa yang diyakini kelompok sayap kiri, kami berpendapat semua peradaban tidak sama," kata dia seperti dikutip alarabiya.net, Selasa (7/2).
Ia mengatakan kelompok sayap kiri menganggap shalat tidak akan menggangu siapapun. Faktanya masyarakat Perancis terganggu dengan hal itu. "Kami melarang mereka (Muslim) shalat di jalan. Itu adalah ekspresi peradaban," ucapnya.
Menurut Gueant, apa yang dilakukan kelompok sayap kanan merupakan upaya membentuk peradaban yang diinginkan masyarakat Perancis. "Inilah yang kita inginkan," tegasnya.
Sementara, lanjut Gueant, partai sosialis mendukung sebuah peradaban yang memperbudak perempuan, melanggar kebebasan pribadi dan politik, serta mempersilakan tirani berkuasa.
Sebelumnya, Gueant mengatakan negaranya dipenuhi pelayan dan tukang bangunan yang merupakan imigran dari luar Perancis. "Mereka tidak dibutuhkan," kata Gueant.
Ia juga mendukung penuh kebijakan presiden Perancis, Nicholas Sarkozy, dalam memberlakukan kebijakan melarang burka dan aktivitas shalat di jalan umum.