Kamis 26 Jan 2012 19:08 WIB

NU Harus Buka Diri Terhadap Ide Baru

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Chairul Akhmad
Nahdatul Ulama
Nahdatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia memiliki modal dasar yang luar biasa untuk mengembangkan kewirausahaan. Modal tersebut berupa jaringan raksasa ribuan pondok pesantren yang menyebar hingga pelosok-pelosok negeri.

Namun, selama ini NU dianggap kurang terbuka terhadap ide-ide baru. "Salah satu kunci sukses adalah adanya sikap untuk membuka diri terhadap ide-ide baru,  sikap mau belajar dari mereka yang berhasil," kata Wakil Presiden Boediono saat berpidato pada acara Peresmian Rembug Nasional Saudagar Nahdatul Ulama (NU) Expo Tahun 2012 di Surabaya, Kamis (26/1).

 

Boediono mencontohkan sebagian besar pengurus pesantren yang juga ikut mengelola unit bisnis. "Ada baiknya jika kita belajar dari kisah sukses beberapa pesantren yang berhasil memisahkan urusan pondok dengan pengelolaan unit bisnis, yang diserahkan ke kaum profesional. Misalnya, bisa saja pengelolaan usaha diserahkan kepada para alumni yang bekerja sebagai karyawan penuh waktu sehingga fokus dan mandiri dalam mengambil keputusan-keputusan untuk mengembangkan usaha," katanya.

 

Jaringan pesantren, kata Boediono, sangat potensial jika digarap sungguh-sungguh. "Jaringan tersebut bisa menjadi basis energi yang luar biasa. Saya yakin jika dapat memilih bidang usaha yang tepat dan dikelola dengan tepat, maka para saudagar NU akan sukses dan berhasil," ujarnya.

 

Namun, Boediono menekankan agar warga NU selalu memegang beberapa pedoman dan prinsip kerja yang dicontohkan Rasulullah, yaitu jujur (shiddiq), bertanggung jawab (amanah), transparan (tabligh), dan profesional (fathanah).

"Prinsip-prinsip ini sebenarnya adalah rahasia sukses dalam kehidupan, di bidang apa pun. Kalau kita ingin sukses, ingin berhasil, prinsip-prinsip ini harus kita terapkan di dalam setiap bidang kehidupan, termasuk dalam mengelola unit usaha, baik di lingkungan pondok pesantren maupun di luar pesantren," sarannya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement