Kamis 19 Jan 2012 19:16 WIB

Suku Mandigo, Pembawa Islam ke Trinidad dan Tobago (3-habis)

Rep: Prima Restri/ Red: Chairul Akhmad
Masjid sekaligus Islamic Center di Barrackpore, Trinidad.
Foto: examiner.com
Masjid sekaligus Islamic Center di Barrackpore, Trinidad.

REPUBLIKA.CO.ID, Bersamaan dengan geliat pembangunan desa yang semakin mantap di tahun 1870, setiap desa atau wilayah membangun masjid masing-masing dan dipimpin oleh seorang imam.

Seorang misionaris, John Morton, dalam catatan hariannya menulis bahwa masjid mulai bermunculan di Trinidad pada 1860-an. Ia mendeskripsikannya sebagai 'sebuah bangunan mungil yang cantik beratapkan galvanized'.

Imigran-imigran pertama yang datang dan keturunannya bertambah makmur. Mereka membangun masjid yang biasanya terbuat dari kayu. Masjid yang terbentang di sepanjang wilayah yang dihuni oleh kaum Muslimin biasanya digunakan beribadah oleh kaum laki-laki.

Hal ini terus berlangsung sampai 1928, di mana perempuan dari Pemukiman Peru mulai datang ke masjid untuk menghadiri perayaan khusus, seperti shalat saat Idul Adha dan Idul Fitri.

 

Di awal 1930, maktab (kelas agama) mulai diadakan di masjid-masjid. Di dalam kelas ini yang menjalankan peran guru adalah para imam atau jemaah dewasa yang sudah menguasai ilmu agama dan sudah mengajarkannya pada anak-anak.

Kelas agama ini mengajarkan bahasa Arab, bahasa Urdu, cara beribadah dan juga pengetahuan dasar Islam. Selain datang ke maktab, anak-anak laki-laki dan perempuan juga mendapatkan pengajaran tentang Islam dari pendahulu mereka. Dan hal ini terus mereka dapatkan, meskipun mereka sudah menjadi murid di maktab.

Sejak awal abad 20, kaum Muslim mulai membentuk kelompok-kelompok keagamaan yang bisa mengakomodir kebutuhan dan ketertarikan mereka terhadap Islam. Organisasi keagamaan ini mendapatkan pengakuan pemerintah, awalnya sebagai perkumpulan persaudaraan lalu menjadi organisasi.

Organisasi keagamaan pertama yang terbentuk adalah Islamic Guardian Association (IGA) of Princes Town yang didirikan pada 1906. Organisasi ini dipimpin oleh Syed Abdul Aziz, mantan buruh dari Afghanistan yang menetap di Wilayah Iere. Terbentuknya IGA juga mengawali terbentuknya East Indian National Association (EINA), yang beranggotakan Muslim India pada 1897.

Bersatunya kaum Muslim ini mendorong terbentuknya organisasi yang lebih besar lagi, yaitu Tackveeyatul Islamia Association  (TIA), organisasi untuk memperkuat Islam) yang terbentuk pada 1931.

Saat ini, terdapat 25 masjid di Pulau Trinidad. Dua masjid diantaranya ada di Pulau Tobago, rumah puluhan muslim Afrika. Salah satu masjid terbesar adalah Jinah Memorial Mosque of Saint Joseph yang dibangun pada 1954.

Pemerintah Trinidad secara resmi mengakui hari libur umat Islam, diantaranya Idul Fitri. Di mana saat hari Idul Fitri datang, diadakan shalat Idul Fitri bersama di stadion nasional Port of Spain. Dan sedikitnya, 100 orang Muslim Trinidad menjalankan ibadah haji tiap tahunnya.

 

sumber : Dari berbagai sumber

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement