Kamis 19 Jan 2012 19:00 WIB

Suku Mandigo, Pembawa Islam ke Trinidad dan Tobago (2)

Rep: Prima Restri/ Red: Chairul Akhmad
Muslimah di Trinidad dan Tobago.
Foto: http://www.hijabtrendz.com
Muslimah di Trinidad dan Tobago.

REPUBLIKA.CO.ID, Islam, sebuah ajaran spiritual yang luar biasa, menunjukkan kekuatannya dan hidup di tengah-tengah mereka yang berada di bawah tekanan semi perbudakan.

Mereka mempertahankan ajaran utama Islam yang murni. Berbalut sebuah fanatisme, mereka menjalankan Islam dengan penuh loyalitas dan penyerahan diri atas kehendak dari Allah SWT.

Di tengah pengajaran minim yang diterima anak-anak buruh tani ini, pelajaran bahasa Inggris mereka dapatkan dari sekolah Canadian Mission. Pelajaran Bahasa Urdu dan Bahasa Arab untuk membaca Alquran secara privat diajarkan dari individu ke individu.

Mereka yang bisa mengenyam pendidikan ini pun terbatas pada anak laki-laki saja, sedang anak perempuan tetap buta huruf. Di tengah muramnya kehidupan, ajaran Islam tetap memancarkan cahayanya, meski redup.

 

Sayad Abdul Aziz dikenal sebagai tokoh dan karakter penting dalam sejarah Islam di Trinidad. Dan lebih dikenal sebagai tokoh stabilitas Islam di Trinidad. Ia salah orang yang bisa membaca, menulis dan memahami bahasa urdu. Disamping keahliannya di bidang matematika dan bidang teknis lainnya. Sayad datang ke Trinidad pada 1883 sebagai mantan buruh di Afghanistan untuk menyebarkan Islam.

Sayad tinggal di Princes Town, bagian selatan Trinidad. Tapi pengaruhnya terasa di seluruh koloni. Keramahannya membuat setiap orang bisa merasakan atmosfer Islam yang terpancar dari dalam dirinya. Ia pun mendirikan perkumpulan Islam pertama yang dikenal dengan "Islamic Guardian Association".

Sejak kemerdekaannya pada 1962, perekonomian Trinidad dan Tobago sudah membaik. Dari sebelumnya yang bergantung pada ekspor gula sekarang sudah bergeser ke minyak dan menjadikan negara ini paling makmur dan paling maju industrinya diantara negara-negara di wilayah Laut Karibia.

Namun, kemakmuran ini tak menjamin adanya kesamaan sosial dan juga stabilitas negara. Termasuk di dalamnya pengakuan atas agama-agama yang dianut oleh warga negaranya. Hingga 27 Juli 1990, kelompok Muslim hitam radikal, Jamaat Al-Muslimeen, menggempur bangunan parlemen di Kota Port of Spain dan mengancam membunuh Perdana Menteri ANR Robinson serta pejabat lainnya.

Akibat peristiwa ini, Muslim keturunan India Timur menjauhkan diri dari pimpinan Jamaat Al-Muslimeen, Yasin Abu Bakar. Yang berdasarkan desas-desus kegiatannya dibiayai oleh pemimpin Libya, Muamar Qadafi. Abu Bakar dan pengikutnya tidak pernah dihukum karena mendapatkan amnesti dan diakui oleh pengadilan setempat.

Sensus 1990 mencatat 36 persen penduduk Trinidad beragama Katolik Romawi, 23 persen beragama Hindu, 13 persen penganut Protestan dan delapan persen beragama Islam. Sebagian besar penduduk Muslim yang berjumlah 100.000 jiwa dari total populasi 1,2 juta jiwa adalah keturunan India Timur, dan sisanya orang asli Afrika. Mereka tinggal di Kota Port of Spain.

sumber : Dari berbagai sumber

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement