Selasa 17 Jan 2012 06:47 WIB

Menelusuri Jejak Khaibar: Saksi Kemenangan Kaum Muslimin (Bag 1)

Khaibar
Foto: hasmi.org
Khaibar

REPUBLIKA.CO.ID,  Muharram tahun ketujuh Hijriyah, sebuah peristiwa penting dalam sejarah peradaban Islam terjadi di Khaibar. Pasukan kaum Muslimin bertempur melawan kaum Yahudi Khaibar yang terus memusuhi dan memerangi Islam.  Dalam pertempuran itu, kaum Muslimin meraih kemenangan.

Khaibar adalah benteng pertahanan kaum Yahudi yang merupakan wilayah pertanian  dengan delapan atau lima benteng yang melindungi.  Menurut  Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas al-Hadith al-Nabawi, benteng-benteng Khaibar terletak di utara Madinah al-Munawarah arah Syam (170 km).

‘’Di antara benteng-bentengnya antara lain;  Na’im, al-Qamush, asy-Syiq, an-Nathah, as-Sulalim, al-Wathin, dan al-Kutaibah,’’ ujar  Dr Syauqi.  Menurut Dr Akram Dhiya Al-Umuri  dalam Shahih Sirah Nabawiyah, Khaibar adalah lahan pertanian yang terletak disebelah selatan kota Madinah. Jaraknya sekitar 65 kilo meter dari pusat kota.

Khaibar adalah daerah yang subur dengan ketinggian sekitar 850 meter dari permukaan laut. ‘’Khaibar adalah daerah paling subur di semenanjung Arab, setelah perkampungan Bani Sulaim,’’ papar Hamad Al-Jasir dalam Fi Syimal Gharbi Al-Jazirah. Mata air di wilayah Khaibar begitu melimpah ruah dan dikenal sebagai penghasil kurma terbanyak.

‘’Daerah itu juga dikenal sebagai Hijaz, karena kesuburan tanahnya dan bentengnya yang kokoh,’’ papar Dr Akram. Selain penghasil kurma, Khaibar pun dikenal sebagai penghasil biji-bijian dan buah-buahan. Di wilayah itu, menurut Dr Akram, juga terdapat sebuah pasar yang terkenal bernama An-Nithah yang dijaga ketat oleh kabilah Ghathafan.

Lantaran letaknya yang strategis secara ekonomi, maka wilayah itu dihuni oleh berbagai kalangan masyarakat, terutama kalangan pedagang dan pengrajin hingga menambah ramai dan luasnya jaringan transaksi perdagangan. ‘’Sebelum menjadi wilayah Islam, penduduk Khaibar berasal dari berbagai etnis, seperti Arab dan Yahudi,’’ tutur Dr Akram.

Perang Khaibar

Sikap permusuhan Yahudi Khaibar terhadap kaum Muslimin mulai terjadi ketika para pembesar Bani Nadhir singgah di wilayah itu. Para tokoh Bani Nadhir yang mengobarkan permusuhan terhadap Islam itu antara lain; Salam bin Abul Haqiq, Kinanah bin Ar-Rabi, dan Huyay bin Akhthab. ‘’Mereka disambut penduduk Khaibar,’’ ujar Dr Akram.

Penduduk Khaibar memiliki andil yang begitu besar dalam mendorong kaum kafir Quraisy serta kabilah-kabilah Arab untuk memusuhi dan memerangi kaum Muslimin. Mereka, kata Dr Akram, menyumbangkan sebagian hartanya untuk memerangi umat Islam di Madinah. Bahkan, mereka berhasil membujuk Bani Quraidzah  untuk mengkhianati perjanjian dan bersatu dengan musuh dalam Perang Ahzab.

Dalam pertempuran Ahzab, umat Islam meraih kemenangan. Setelah pertempuran itu, Rasulullah SAW memandang sikap kaum Yahudi di Khaibar telah menjadi ancaman serius. Hal yang pertama dilakukan Rasulullah SAW adalah mengirimkan utusan untuk menyampaikan surat kepada penduduk Yahudi di Khaibar. (bersambung)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement