REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Dewan Kehormatan Himpunan Penyelenggara Haji dan Umroh Indonesia (HIMPUH), Nadjib Salim, mengatakan, Musyawarah Kerja (Muker) ketika HIMPUH sepakat melanjutkan aksi memboikot maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia. Aksi boikot ini telah dilakukan HIMPUH sejak akhir tahun 2011 dan akan diteruskan hingga pihak Garuda menurunkan biaya perjalanan umrah ke tanah suci.
"Kita sepakat meneruskan aksi ini hingga pihak Garuda memberikan harga yang seimbang. Kita juga sudah meminta anggota yang masih memiliki deposit di Garuda untuk segera menariknya. Bagi anggota yang tidak mematuhi kesepakatan akan dikenakan sanksi," tandasnya, di sela-sela pertemuan itu, Senin (9/1).
Pihak Garuda, kata Nadjib, telah menaikkan biaya perjalanan umrah menjadi 1.180 dolar AS. Kenaikan ini dinilai cukup tinggi jika dibandingkan tahun 2011 yang hanya 950 dolar AS. "Biaya ini jauh lebih mahal dibandingkan maskapai penerbangan lain yang hanya 1.050 dolar AS saja," tambahnya. Menurutnya, Garuda sebenarnya sudah menurunkan harga sebesar 100 dolar AS dari 1.280 dolar AS menjadi 1.180 dolar AS. Namun biaya tersebut masih dipandang tinggi oleh HIMPUH.
"Kita tidak ingin membandingkan dengan maskpai lain, karena kita masih memiliki jiwa nasionalisme. Tetapi berikan harga yang seimbang," tegasnya. Setiap tahun, kata dia, 60 persen jamaah umrah di antaranya diangkut oleh maskapai penerbangan Indonesia ini.