REPUBLIKA.CO.ID, SUDAN -- Surat kabar Islam terkemuka di Sudan, al-Rai al-Shaab dibredel pemerintah. Petugas keamanan menduduki kantor surat kabar milik Partai Kongres Popular Hasan al-Turabi itu, Senin (2/1) waktu setempat. Akibatnya, koran yang getol mengkritisi kebijakan pemerintah itu tak bisa lagi terbit. Seluruh aset surat kabar itu disita pihak keamanan.
"Mereka tak memberi alasan apapun kepada kami. Mereka sekarang menguasai gedung surat kabar kami,'' ujar Juru Bicara Partai, Naji Dahab seperti dikutip Reuters. "Kami kira, ini karena pemerintah tak bisa menangani kebebasan pers.''
Jurnalis di Sudah juga sudah mulai mengeluhkan sikap aparat keamanan yang terus menekan dan membatasi pers agar tak mengkritisi pemerintah. Tingkat gangguan dan tekanan dari aparat keamanan telah membuat jurnalis di Sudan mengalami kesulitan. Petugas akan menindak surat kabar yang memuat isu-isu sensitif, seperti krisis ekonomi yang mulai melilit Sudan, setelah lepasnya Sudan Selatan pada Juli 2011 lalu.
Al-Rai al-Shaab merupakan surat kabar yang tak pernah henti mengkritisi kebijakan pemerintah. Surat kabar ini telah mendapat teguran beberapa bulan yang lalu. Media Center Sudan, laman berita resmi pemerintah, mengumumkan, koran Islam itu ditutup karena telah melangar standar etik dan profesional. Pihak keamanan menurut laman itu telah meminta kepada media nasional agar tak melanggar keamanan nasional dengan menggunakan kebebasan pers.
Pada bulan Juli, dua wartawan perempuan dipenjara selama satu bulan karena menulis tentang dugaan kasus pemerkosaan. Pemerintah Sudah telah menutup enam surat kabar, tepat sehari setelah Sudan Selatan memproklamirkan diri. Alasannya, keenam koran itu dimiliki oleh orang berkewarganegaraan Sudan Selatan.