Sabtu 24 Dec 2011 17:52 WIB

Sekolah di Winconsin Akomodasi Siswanya Menunaikan Shalat

Rep: agung sasongko/ Red: taufik rachman
Siswa Muslim di Keller Elementary School tengah menjalankan shalat
Foto: Green Bay Press Gazette
Siswa Muslim di Keller Elementary School tengah menjalankan shalat

REPUBLIKA.CO.ID,GREEN BAY--Tengah hari, empat siswa Muslim di Keller Elementary School, Green Bay, Wisconsin,  diam-diam menyelinap keluar saat istirahat kelas untuk menunaikan shalat Dzuhur. Mereka tidak terganggu dengan ramainya sekolah saat jeda makan siang.

"Kami melakukannya karena kewajiban. Orang tua kami mengajarkan hal itu," ungkap siswa tingkat empat, Ayan Artan, seperti dikutip romenews-tribune.com, Sabtu (24/12).

Keempat siswa Muslim itu berasal dari komunitas Somalia di Green Bay. Pihak sekolah berusaha mengakomodasi pelajar Muslim untuk melaksanakan shalat. Kebijakan itu sempat diprotes lantaran berpotensi mengurangi waktu belajar siswa.

Namun, pihak sekolah menyatakan aturan hukum AS untuk memberikan kesempatan kepada pemeluk agama Islam untuk melaksanakan kewajibannya. Hal yang sama juga diberlakukan bagi pelajar agama lain.

"Persoalan ini terjadi setiap tahun karena kami memiliki peningkatan jumlah siswa yang mempraktikan Islam. Sebagian diantara mereka berasal dari Somalia," ungkap Direktur Layanan Siswa, Barbara Dorff.

Menurut Barbara, pihak sekolah memiliki perhatian dengan masalah itu. Sebabnya, pihak sekolah memberikan ruang khusus bagi setiap siswa dari beragam agama untuk menuaikan kewajiban mereka.

Direktur Program Bahasa Inggris, Julie Seefeldt mengatakan saat ini terdapat 170 siswa dari Somalia. Jumlah itu meningkat drastis ketimbang tahun kemari yang hanya mencapai 90 siswa. Mereka umumnya menganut Islam. "Distrik Green Bay mengakomodasi siswa dari semua agama," kata dia.

Siswa Yahudi, misalnya, mendapat dispensasi tidak mengikut jam belajar guna merayakan hari tradisional Yahudi seperti Rosh Hashanah atau Yom Kippur. Mahasiswa Kristen juga diperbolehkan berdoa sebelum sekolah.

"Sekolah ini menghargai kebebasan beragama, sesuai dengan amanah konstitusi AS. Saya pikir kita harus bangga," kata dia.

kepala Sekolah, Kim Spychalla mengatakan kebijakan yang diberlakukan merupakan yang pertama. Meski demikian, kebijakan ini berjalan dengan baik tanpa ada penolakan dari siswa lain.

Yang menarik, kata Kim, siswa perempuan yang memanfaatkan dengan baik waktu yang diberikan untuk menuaikan shalat. Sementara siswa laki-laki justru lebih memilih bermain sepakbola."Anak perempuan lebih berani daripada anak laki-laki pada usia itu," kata dia.,

Sementara itu, peneliti Mark Flaten menilai kebijakan memberikan dispensasi waktu siswa Muslim tidak mengurangi waktu jam belajar. Yang lebih penting, mereka dapat menjalankan kewajibannya sebagai pelajar dan umat beragama dalam satu waktu. "Mereka kehilangan satu atau dua menit," kata peneliti Mark Flaten.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement