REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sedikitnya 200 guru ngaji di wilayah Jakarta Barat mengikuti pembinaan bagaimana mengajarkan membaca Alquran dengan baik dan benar berlangsung di Ruang Serba Guna masjid Assahara komplek kantor Walikota Jakarta Barat, Kamis (22/12).
Wakil Walikota Jakarta Barat, Sukarno mengatakan, dalam pendidikan agama Islam salah satunya mengoptimalkan kemampuan dan ketrampilan membaca Alquran. Pendidikan ini bisa diperoleh melalui guru ngaji di rumah, di masjid, musholla, pesantren, madrasah atau di majlis taklim.
Sukarno mengatakan membaca Alquran yang baik dan benar merupakan wujud meningkatkan amal soleh yang membawa kepada keselamatan dunia dan akherat. Lanjut Sukarno, Alquran sudah selayaknya menjadi baju yang harus dipakai sehari-hari dan menjadi kebutuhan hidup.
"Alquran tidak sama dengan bacaan lainnya karena memiliki dimensi spirititual yang mampu menghadirkan nuansa kebatinan secara spiritual," kata Sukarno.
Menurut Sukarno masih ada ummat Islam di lingkungan kita yang buta huruf membaca Alquran. "Ini menjadi tantangan para guru ngaji untuk mengajarkan Alquran dengan baik dan benar," ujarnya.
Melalui pembinaan ini, kata Sukarno, diharapkan dapat menghasilkan para guru ngaji yang bemutu. "Atas nama pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kota Administrasi Jakarta Barat saya mengucapkan terima kasih atas kegiatan ini," ujarnya.
Kepala Bagian Dikmental Spiritual Pemkot Administrasi Jakarta Barat, Muhammad Zen mengatakan maksud dan tujuan pembinaan guru ngaji di wilayah Jakarta Barat adalah menimbulkan minat baca Alquran, menumbuhkan motivasi untuk memahami kaidah ilmu tajwid, memudahkan pemahaman cara baca Alquran dan meningkatkan kualitas baca Alquran para guru ngaji.
"Kegiatan tersebut diikuti 200 peserta terdiri para guru ngaji di wilayah Jakarta Barat berlangsung sehari dengan sejumlah narasumber yakni KH Muhsin Salim dengan materi karakteristik membaca Alquran, Sabeni Hasmid Al-Dury dengan materi dasar-dasar ilmu tajwid dan Munawar Haris dengan materi Nagam Alquran," ujarnya.