Rabu 21 Dec 2011 13:34 WIB

Pro Kontra Keberanian Wanita Maroko Melamar Pria (2)

Rep: Agung Sasongko/ Red: Didi Purwadi
Wanita Maroko berjalan di depan Masjid Hassan II di Casablanca.
Foto: Reuters/Pascal Rossignol
Wanita Maroko berjalan di depan Masjid Hassan II di Casablanca.

REPUBLIKA.CO.ID, RABAT - Wanita Maroko kini mulai berani untuk mengambil inisiatif melamar kekasihnya. Tapi, seperti dikutip alarabiya.net, tidak semua setuju dengan angin perubahan tradisi tersebut.

Hassan al-Haithami, pemimpin redaksi laman Partai Keadilan dan Pembangunan, menilai tidak masalah seorang perempuan melamar laki-laki. Yang terpenting adalah perempuan itu telah memenuhi syarat yang dibutuhkan sebagai seorang istri.

 

"Ini adalah persoalan perasaan. Anda tidak mengontrol perasaan dan menghilangkan begitu saja. Bukan suatu penghinaan bagi perempuan yang melakukan itu," ungkapnya.

 

Sementara Rukaia Zayed, seorang ibu rumah tangga dan ibu dari empat anak, tidak setuju dengan pelanggaran tradisi. Baginya, hanya laki-laki yang seharusnya melamar perempuan. "Saya akan menolak lamaran perempuan," kata dia.

 

Sosiolog Abdul Samad al-Dialmi menilai tren perempuan melamar laki-laki merupakan bagian dari kampanye kesetaraan gender. "Perempuan Maroko berusaha membuktikan bahwa mereka tidak mau begitu saja menjadi perawan tua. Ia juga memiliki hak yang sama untuk menyampaikan niatan baik untuk menikahi seorang laki-laki," ungkapnya.

 

Abdul Razek al-Jay, peneliti Rabat University, mengatakan tidak ada yang salah dengan tren di kalangan perempuan Maroko. "Nabi Muhammad dahulu dilamar oleh Khadijah. Namun, hal ini belum menjadi bagian dari Sunnah," tuturnya.

 

Jay menjelaskan Islam adalah agama yang mengajarkan kesetaraan. Itu sebabnya adalah hak perempuan untuk melamar laki-laki.

"Satu-satunya masalah jika perempuan melamar laki-laki karena hartanya atau ketampanannya tanpa memperhatikan moralnya," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement