REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Perubahan iklim yang terjadi di bumi ditenggarai oleh aktivitas manusia yang merusak lingkungan. Umat Islam juga turut andil dalam kerusakan lingkungan tersebut.
Sarah Jawaid, aktivis lingkungan mengatakan dalam Alquran, Allah SWT mengidentifikasi alam sebagai tanda keberadaan-Nya di dunia. Hal itu tersirat dalam surat-surat dalam Alquran yang bernamakan lebah, cahaya dan sebagainya. Artinya, Allah SWT menjadikan manusia sebagai kalifah di bumi untuk menjaga, melindungi dan melestarikan keseimbangan alam untuk generasi mendatang.
"Sangat jelas, Islam telah mengatur bagaimana seharusnya manusia berhubungan dengan alam," kata dia seperti dikutip washingtonexaminer.com, Senin (5/12).
Sarah mengatakan Nabi Muhammad SAW mempelopori hubungan antara manusia dengan alam melalui pemanfaatan berkelanjutan dari lahan, konservasi air dan perlakuan yang manusiawi dari hewan. "Apabila seorang manusia membunuh seekor lalat, apalagi sesuatu yang lebih besar, ia akan dihukum pada hari akhir," kata dia mengucapkan sebuah hadist yang diriwayatkan para sahabat.
Apa yang dicontohkan Rasullah, kata Sarah, coba diterapkan pihaknya dalam sebuah gerakan bernama Green Muslim. Melalui gerakan itu, umat Islam diajak untuk lebih menghargai alam dengan praktik sederhana seperti menghijaukan Masjid-masjid dan berbuka puasa tanpa sisa-sisa makanan.
"Aku menyayangkan persoalan pengelolaan lingkungan belum menjadi prioritas utama. Ulama masih sibuk dengan Islamofobia. Itu bisa dimaklumi," katanya.
Meski demikian, memulai kembali dekat dengan alam melalui praktik sederhana akan memperbaiki kondisi itu. Tidak perlu dengan ambisi besar, cukup dengan membuka mata dan berbicara dari hati ke hati, itu lebih dari cukup. "Aku percaya, dengan membuka mata dan hati akan membuat perubahan," katanya menegaskan.