Jumat 25 Nov 2011 14:26 WIB

Kemenag Ajak Swasta Tangani Kargo Haji

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH--Kementerian Agama akan mengajak sejumlah BUMN dan perusahaan swasta untuk membuka layanan kargo angkutan barang milik jamaah haji Indonesia saat kembali ke Tanah Air.

"Memang ada keinginan untuk mengajak perusahaan untuk menyediakan jasa layanan kargo bagi jamaah yang terlalu banyak membawa oleh-oleh," kata Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umroh Kementerian Agama Slamet Riyanto kepada pers di Mekkah, Jumat.

Hal tersebut disampaikan menanggapi banyaknya oleh-oleh jamaah haji Indonesia yang terpaksa ditinggal di bandara Jeddah karena melebihi berat (overwieght) dan membawa air zamzam. Sesuai ketentuan jamaah dilarang membawa barang melebihi 32 kilogram serta air zamzam maksimal 10 liter.

Pada musim haji tahun ini di bandara Jeddah ribuan ton oleh-oleh milik jamaah seperti zamzam dan barang lainnya terpaksa ditinggal setelah kopor jamaah dibongkar karena ketahuan melebihi batas dan ketentuan yang telah ditentukan.

Slamet mengatakan, Kemenag akan berupaya mencari solusi masalah ini karena hal itu akan merugikan jamaah yang sudah membeli oleh-oleh ternyata tidak bisa di bawa ke Tanah Air.

"Kasihan jamaah yang sudah membeli oleh-oleh ternyata terpaksa ditinggal di bandara Jeddah. Apalagi air zamzam yang merupakan ciri khas dari Tanah Suci, yang sudah mengambil banyak ternyata harus ditinggal," kata Slamet.

Sejumlah perusahaan yang mungkin bisa diajak mengelola kargo di Saudi adalah Garuda Indonesia dan PT Pos, yang salah satu bisnisnya adalah mengelola jasa pengiriman barang.

"Tapi kita juga akan ajak perusahaan swasta. Jangan sampai nanti kita nanti dibilang monopoli pemerintah," katanya.

Dikatakan, saat ini di Arab Saudi sebenarnya cukup banyak perusahaan jasa pengiriman kargo dan mereka selalu menawarkan kepada jamaah dengan cara menempel iklan di pondokan.

Tapi dari sejumlah perusahaan tersebut banyak yang mengecewakan jamaah karena barang sangat terlambat tiba bahkan tidak sampai ke Tanah Air, sehingga menimbulkan kekecewaan konsumen

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement