REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Jamaah haji Indonesia masih sangat tidak disiplin dalam membawa barang di pesawat. Akibatnya, pemeriksaan barang bawaan jamaah di Bandara King Abdul Azis Jeddah menjadi sangat lama karena dalam satu kloter terdapat banyak jamaah yang membawa barang yang dilarang.
Hasil pengamatan pihak Garuda Indonesia di Bandara King Abdul Azis Jeddah menemukan banyak sekali jamaah yang membawa barang-barang yang dilarang ke dalam pesawat. 'Hal ini menjadi faktor cukup besar dalam mempengaruhi keterlambatan pemulangan kloter pertama di tengah sarana bandara yang terbatas seperti mesin x-ray yang hanya satu unit untuk 4.000 jamaah haji Indonesia.
Manager Senior Perencanaan dan Kebijakan Haji Garuda Indonesia Sofyan Anwar menuturkan pihaknya sempat ditegur petugas Arab Saudi karena mereka menemukan banyak jamaah haji Indonesia yang membawa barang-barang yang dilarang masuk kabin. ''Padahal kami telah melakukan body search (pemeriksaan fisik) dan meminta jamaah untuk menyerahkan barang-barang yang dilarang sebelum mereka masuk bandara,'' katanya di Jeddah, Sabtu (12/11).
Garuda juga sudah berkali-kali menyampaikan sejumlah barang dilarang masuk pesawat kepada jamaah. Bahkan ketika pemeriksaan barang di plaza yang berlokasi berdekatan dengan bandara, petugas Garuda sudah meminta jamaah untuk menyerahkan barang-barang terlarang tersebut.
Dari jamaah setiap kloter, petugas Garuda, banyak memperoleh gunting, gunting kuku, cutter, pisau dapur, garpu, sendok, dan cairan dalam ukuran di atas yang ditentukan. Petugas Garuda berkali-kali mengingatkan kepada jamaah untuk tidak coba-coba membawa barang tersebut ke bandara karena nantinya juga barang tersebut tidak boleh dibawa pulang.
Namun, kenyataannya masih saja banyak jamaah yang membawa barang-barang tersebut dan enggan menyerahkan kepada petugs Garuda. Akibatnya ketika jamaah ini masuk ke bandara dan diperiksa dengan mesin x-ray, barang-barang yang dilarang tersebut tetap masih banyak ditemukan petugas Arab Saudi.
''Tas-tas jamaah kita akhirnya harus dibongkar dan hal ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Kalau ada satu kloter terdapat 50 orang jamaah seperti itu maka waktu pemeriksaan oleh petugas bandara semakin lama,'' kata Sofyan. Padahal ruang tunggu sebelum pemeriksaan x-ray di Bandara King Abdul Azis hanya disediakan satu ruangan untuk jamaah Indonesia. Semakin lama pemeriksaan barang bawaan jamaah, akan semakin antre kloter berikutnya yang akan menggunakan ruangan tersebut. Hal itu akhirnya mempengaruhi jadwal penerbangan.
Karena itu, Sofyan kembali menghimbau kepada jamaah haji Indonesia untuk mentaati aturan penerbangan supaya tidak menemukan persoalan di bandara.