Senin 07 Nov 2011 11:48 WIB

Muslimah Inggris Butuh Bimbingan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Didi Purwadi
Muslim Inggris
Muslim Inggris

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON - Meningkatnya jumlah wanita Inggris memeluk Islam tidak mendapat dukungan memadai dari komunitas Muslim. Padahal, mereka sangat memerlukan dukungan guna menjalani identitas barunya sebagai seorang Muslimah.

Riset sebuah lembaga survei di Leicester mengungkap sekitar 93 persen Masjid tidak memberikan layanan maksimal kepada mualaf. Hanya tujuh persen yang melakukan upaya untuk mengatasi kekurangan tersebut.  

Lantaran kurang diperhatikan, kebanyakan dari mualaf ini membentuk komunitas yang beranggotakan mualaf. Mereka merasa lebih terikat secara emosional antar sesama ketimbang dengan mereka yang menjadi Muslim sejak lahir.

Kristiane Backer (45), presenter televisi dan penulis, mengungkap ada sejumlah mualaf yang merasa terisolasi. Mereka tidak mendapat dukungan sebagaimana mestinya. "Beruntung, aku disambut hangat. Aku segera perluas pergaulan, itu sangat membantuku mengenal Islam lebih dalam," ungkap Backer.

Sebagai seorang Mualaf, lanjut dia, banyak hal yang perlu diketahui. Untuk itu, terlibat dalam komunitas Muslim perlu untuk dilakukan. "Kita akan mendapat dukungan, " kata dia.

Donna Tunkara, muslimah Inggris lainnya, mengaku perlu layanan bimbingan bagi para Mualaf. Ia tahu ada sejumlah masjid yang tidak memiliki layanan tersebut. "Alquran menekankan pentingnya pendidikan bagi perempuan. Saya belajar melalui suami dan buku, " kata dia.

Menurutnya, pengetahuan tentang Islam sangat membantu untuk lebih mengenal identitas diri. "Saya ras campuran dan Muslim. Orang-orang tidak melihat saya sebagai warga Inggris. Yang terpenting, aku tahu siapa aku," pungkas dia.

Terjebak di Dua Komunitas

Kevin Brice, penulis buku "Minoritas Dalam Minoritas", menilai wanita kulit putih yang memeluk Islam seolah terjebak dalam dua komunitas. Hubungan mereka dengan sesama mualaf berjalan sangat baik. Tapi, hubungan mereka dengan komunitas yang muslim sejak lahir itu terasa sedikit canggung.

"Hasil riset saya memperlihatkan ada dua alasan mengapa perempuan Inggris memilih Islam. Pertama pernikahan dan kedua hidayah,'' katanya.

Untuk alasan kedua, keputusan berpindah agama memiliki dampak besar kepada hidup mereka. Mereka begitu bersemangat dengan identitas baru sebagai seorang Muslim.

Temuan lainnya tentang alasan masuk Islam terbilang menarik. Meski tahu bahwa perempuan Islam diklaim dalam posisi tertindas, mereka justru tertarik masuk Islam karena status tertindas tersebut.

Lebih dari 100.000 wanita Inggris kulit putih yang berusia rata-rata 27 tahun memilih menjadi Muslim. Angka tersebut naik dua kali lipat dalam 10 tahun dengan rata-rata usia 27 tahun. Mereka memilih Islam karena muak dengan budaya konsumerisme dan imoralitas.

Koran terkemuka Inggris, Daily, dalam laporannya pekan ini menyebutkan terjadi gelombang pada wanita kulit putih muda mengadopsi agama Islam. Tahun lalu tercatat sekitar 5.200 orang di Inggris memilih Islam. Satu di antaranya adalah adik ipar mantan PM Inggris Tony Blair.

sumber : Dailymail/Independent
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement