Selasa 11 Oct 2011 18:30 WIB

Menag Minta Jamaah Haji Waspadai Perampokan di Tanah Suci

Menag Suryadharma Ali
Foto: Antara
Menag Suryadharma Ali

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Menteri Agama (Menag) H Suryadharma Ali meminta calon haji untuk mewaspadai perampokan yang dilakukan oknum masyarakat Indonesia di Tanah Suci.

"Tahun lalu, ada pencurian uang dan barang di pemondokan, tapi tahun ini ada jamaah yang dirampok di jalanan yang pelakunya bangsa kita sendiri dengan pura-pura memberi pertolongan," katanya di Surabaya, Selasa (11/10).

Ia mengemukakan hal itu ketika melepas calon haji Jatim dari kelompok terbang (kloter) 25 asal Kabupaten Kediri (419 orang) dan Sidoarjo (26 orang) di aula Bir Ali, Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES).

Didampingi Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag RI H Slamet Riyanto, Kepala Kanwil Kemenag Jatim HA Sudjak MAg, dan Wagub Jatim H Saifullah Yusuf, ia menjelaskan perampok itu memanfaatkan calon haji yang bingung.

"Karena itu, pesan saya, hati-hatilah terhadap orang yang berpura-pura menolong tapi sebenarnya menipu. Tidak semua orang yang datang ke Tanah Suci itu pasti orang baik, tapi justru ada orang yang memanfaatkan situasi," katanya.

Dalam kesempatan itu, Menag juga berpesan agar calon haji tidak berbelanja secara berlebihan, karena barang yang dibutuhkan orang Indonesia juga ada di Tanah Suci, seperti sayur petai, jengkol, petis, dan sebagainya.

"Sebaliknya, apa yang ada di Tanah Suci juga ada di Indonesia, karena itu jangan berbelanja oleh-oleh (buah tangan) secara berlebihan, sehingga mengundang niat jahat dari orang lain," katanya.

Tentang pelayanan bagi calon haji saat ini, Menag mengatakan pihaknya sudah berhasil mendapatkan tambahan kuota haji dari Pemerintah Arab Saudi untuk mengurangi daftar antrean calon haji yang semakin panjang, bahkan masyarakat Jatim harus menunggu 10 tahunan.

"Penduduk kita mencapai 237 juta jiwa dan kita seharusnya mendapatkan kuota haji sebanyak 237 ribu, namun tahun ini kita masih mendapatkan 221 ribu, karena itu kami akan terus menerus berupaya mendapatkan tambahan kuota," tuturnya.

Namun, katanya, pihaknya sudah menyiasati antrean itu dengan memprioritaskan calon haji yang berusia 60 tahun hingga 100 tahun, sehingga mereka akan cepat berangkat dan tidak akan terlalu lama menunggu antrean.

"Tapi, jumlah calon haji lanjut usia itu mencapai 260 ribu orang, sehingga tidak mungkin dituntaskan dalam waktu satu kali pemberangkatan, karena tidak mungkin calon haji kita itu berusia tua semuanya, apalagi calon haji yang tua itu biasanya berangkat bersama 2-3 anggota keluarganya," bebernya.

Oleh karena itu, katanya, pihaknya mungkin akan menghabiskan calon haji yang berusia 90-100 tahun pada tahun mendatang, termasuk mereka yang baru mendaftar, apalagi tahun ini ada calon haji berusia 104 tahun.

Dalam kaitan pelayanan itu pula, katanya, pihaknya juga telah mampu mendapatkan pemondokan terdekat bagi calon haji Indonesia, baik di Mekkah maupun Madinah.

"Tahun ini, 93 persen calon haji kita dengan pemondokan hanya berjarak 2000 meter dari Masjidilharam dan tujuh persen berjarak 2000-2500 meter dari Masjidilharam, bahkan di Madinah sudah 100 persen yang berjarak 500 meter dari Masjid Nabawi," katanya.

Kendati demikian, Menag berpesan jamaah haji untuk tetap menjaga stamina, sebab ibadah haji merupakan ibadah yang berat, terutama saat wukuf di Arafah. "Kalau terasa sakit, langsung periksa ke dokter," katanya.

Ketika dikonfirmasi ANTARA saat mendampingi Menag, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag RI H Slamet Riyanto menyatakan pihaknya akan mengoptimalkan pengamanan tertutup (intelijen) untuk mengantisipasi perampokan itu.

"Kita akan optimalkan intelijen, karena kita sudah menempatkan aparat keamanan dari kalangan Polri dan TNI di Tanah Suci, karena itu mereka akan menyikapi kasus perampokan itu," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement