Senin 10 Oct 2011 15:27 WIB

JK: Sekolah Jadi Basis Kaderisasi Islam

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Chairul Akhmad
Mantan Wakil Presiden dan Ketua PMI, Jusuf Kalla.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Mantan Wakil Presiden dan Ketua PMI, Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN – Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, menyatakan sekolah adalah basis kaderisasi gerakan Islam yang harus diperhatikan.

Siswa-siswa di sana harus terus mendapatkan bimbingan dan pengetahuan mengenai Islam dan harus memahami sejarah gerakan Islam sebagai pendorong kemerdekaan Indonesia.

"Mereka itu kader yang harus dibina," ujar Jusuf Kalla dalam acara Kongres Pelajar Islam Indonesia (PII) di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (10/10).

Menurut JK, aktifitas PII berfungsi untuk menguatkan materi pendidikan agama di sekolah. Ia masih ingat betul, sekitar 60 tahun lalu, saat dirinya masuk PII pertama kali.

Dia mengikuti latihan berpidato. Ketika itu dia belum mempersiapkan diri, namun karena diminta maju ke podium, maka mau atau tidak dia harus berpidato. Sekarang JK merasa mampu untuk berpidato dalam situasi apa pun. "Ini berkat dulu saya masuk PII," paparnya.

Ketika itu diakuinya, pendidikan agama masih kurang, karena sekolah hanya mengajarkan ilmu pengetahuan umum. Sementara agama, hanya didalami pada praktik kehidupan sehari-hari. Organisasi PII kemudian masuk di dalamnya untuk mengisi kekurangan tersebut.

Sementara saat ini, pendidikan agama terus digalakkan pemerintah. Latihan berpidato, menghafal Juz Amma dan ayat-ayat tertentu, ditambah lagi diskusi keagamaan, sudah marak di sekolah.

JK menilai hal itu sudah meringankan beban PII, namun bukan berarti tak ada lagi tugas dan fungsi PII. Pengurus Besar PII dan Keluarga Besar (KB) PII harus saling membantu menguatkan Islam yang penuh toleransi. "Kita harus mampu mengembangkan toleransi beragama dan menunjukkan Islam sebagai rahmatan lil alamin," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement