REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Keberadaan Islamic Center tidak dimaksudkan untuk menjadi lokasi pelatihan bagi teroris. Sebaliknya. Islamic Center didirikan untuk memerangi radikalisme dengan membekali Muslim ajaran Rahmatan lil Alamin.
Imam Islamic Center Raleigh, Sameh Asal mengatakan Islamic Center tidak hanya bergerak sebatas pendidikan saja. Terdapat aktivitas lain seperti olahraga kegiatan sosial, pengajian dan orientasi kehidupan di AS.
Semua kegiatan itu bertujuan agar pemuda Muslim tidak merasa terasing sehingga terhindar dari gerakan radikal. "Sejumlah pemuda menganggap Islamic Center itu tempat membosankan. Padahal tidak sama sekali," paparnya seperti dikutip voanews.com, Selasa (27/9).
Saleh mengatakan Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menerima perbedaan, termasuk perbedaan keyakinan. Tak sampai disitu, Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk menaati hukum negara.
Peneliti asal Duke Univerisity, David Schanzer mengatakan masyarakat dengan keimanan yang kuat akan terhindar dari gerakan radikal. "Jadi banyak hal yang dapat dilakukan entah itu membuka pusat komunitas, pendidikan, bank, atau makanan," katanya.
Menurutnya, membangun sebuah komunitas yang kuat dengan jaringan yang luas akan membantu Muslim tidak terjebak dengan gerakan radikal. "Menjadi terisolasi akan dengan mudah masuk ke dalam gerakan radikal," paparnya.
Sejak 2001, ungkap Schanzer, banyak masjid telah tumbuh menjadi pusat komunitas seperti Islamic Center Raleigh. Dari riset yang ia lakukan, komunitas Muslim AS merupakan sumber informasi awal yang selanjutnya mengarah pada penangkapan tersangka terorisme Islam di AS.
"Buktinya, seluruh Imam Masjid di AS sering berbicara kepada publik terkait kecaman terhadap terorisme," pungkasnya.