Jumat 09 Sep 2011 18:40 WIB

Nasir Abas: Saya Temukan Makna Baru tentang Jihad Islam

Rep: C20/ Red: Didi Purwadi
Nasir Abas
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Nasir Abas

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI), Nasir Abas, merasa telah menemukan makna baru tentang Jihad dalam Islam. Selama ini, kata dia, jihad yang dia peajari adalah menganggap pemerintahan yang tidak Islam, Amerika Serikat, umat Kristen adalah musuh yang harus diperangi. Namun, hal itu berubah sejak tahun 2003 ketika dirinya ditangkap karena terlibat dalam teror bom di Indonesia.

"Sejak itu saya menyadari bahwa langkah berjihad saya keliru." ungkap Nasir pada Republika.

Nasir mengatakan, persepsinya tentang pemerintah baik polisi maupun tentara dan umat Kristen keliru sejak di dalam penjara. Nasir mendapati kenyataan yang berbeda dari dua peristiwa. Peristiwa pertama adalah perkenalannya dengan Bertino Pati dan Hans, tokoh Kristen di kerusuhan Palu.

"Mereka berdua ternyata sangat baik pada saya. Saya diberi pakaian, ditunjukkan tempat sholat, dan arah kiblat. Sejak itu saya menyadari bahwa mereka bukan musuh saya," ungkap Nasir.

Peristiwa kedua adalah dengan seorang polisi. Polisi itu, Pak Ripto, kata Nasir, mengabulkan permintaan saya untuk berbicara empat mata. Padahal, tambahnya, kalau saya memiliki niat jahat, saya bisa 'melipat-lipat' orang tua itu. Justru dengan itu Nasir merasa tersentuh.

Menurut Nasir, dia menemukan makna baru dalam Jihad Islam. Jihad membutuhkan tempat yang jelas serta musuh yang jelas pula. Teror bom di Kedutaan Australia, gereja, kata dia, dan sejumlah tempat lain di Indonesia bukan tempat yang jelas dan tidak menghadapi musuh yang jelas.

Kisah penemuan makna baru dalam Jihad Islam secara utuh dikisahkannya dalam sebuah buku bertajuk "Kutemukan Makna Jihad". Buku bergenre novel grafis tersebut diterbitkan bersama LSM Lazuardi Biru.

Nasir menambahkan, meskipun dirinya merasa malu mengisahkan kehidupannya, namun dia berharap dengan buku ini dapat mengajak remaja khususnya untuk berjihad dengan damai.

Novel grafis itu sendiri menceritaklan kisah Nasir Abas sebagai mantan Anggota Jamaah Islamiyah yang terlibat serangkaian teror bom di Indonesia, korban bom di Kedutaan Australia, Iwan Setiawan, dan kisah pelaku bom bunuh diri Hotel JW Marriot, Dani Dwi Permana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement