REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI - Biasanya, usai digunakan shalat Maghrib berjamaah, mushala kecil bernama Mushala Banten Kidul itu langsung sepi. Bahkan tak jarang pula meski waktu Magrib hampir habis, tidak ada satu orang pun yang datang untuk shalat. Apalagi Isya, sepi dan sangat gulita.
Karena sejak sore, warga Kampung Cinala, Desa Margalaksana, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat itu lebih senang diam di rumah daripada harus bergelap-gelapan ke mushala. Pasalnya, sejak subsidi minyak tanah dicabut, warga memang sangat kesulitan untuk melawan gelapnya malam.
Bila ingin semalaman pelitanya menyala, maka harus menghabiskan satu liter minyak tanah yang harganya sudah menembus Rp 10.000 per liter. Padahal, penghasilan warga kampung yang berjumlah 12 KK itu dalam satu hari rata-rata hanya Rp 15.000 saja.
Namun, Alhamdulillah, sejak adanya wakaf sarana pembangkit listrik tenaga air arus tenang (pikohidro) pada pertengahan Agustus 2010 lalu, mushala satu-satunya di Cinala itu makmur kembali. Warga pun rajin berjamaah shalat Shubuh dan Isya karena mushala sudah tidak gelap lagi.
Apalagi, malam hari di bulan Ramadhan ini. Usai shalat Isya, mushala pun digunakan untuk shalat tarawih dan tadarus Al-Qur’an. Sedangkan di luar Ramadhan, mushala dipenuhi belasan anak-anak yang mengaji setiap ba’da Maghrib.
Terang Sepanjang Malam
“A’uzubillaahi minasyaithaanirrajiim... Bismillaahirrahmaannirrahiim... a, ba, ta, tsa...” pekik seorang gadis kecil di tengah riuh gaduhnya belasan anak-anak yang menunggu giliran membaca Iqra.
Bukan hanya mushala, rumah warga pun kini terang sepanjang malam. Dengan jatah listrik 25 Watt per rumah, setiap rumah hanya dipungut biaya Rp 5.000 per bulan. Dana itu digunakan untuk biaya pemeliharaan pembangkit listrik pikohidro tersebut.
Tentu saja biaya ini jauh lebih murah berpuluh kali lipat dibandingkan dengan pelita minyak tanah yang bisa mencapai ratusan ribu rupiah per bulannya. Sehingga, uang yang dihemat tersebut dapat dialokasikan untuk pembiayaan kebutuhan lainnya.
Jelaslah pengadaan pembangkit listrik pikohidro yang merupakan bagian dari Program Tebar Cahaya Indonesia Terang yang diluncurkan oleh Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) ini sangat berguna untuk meringankan beban serta meningkatkan kualitas dan produktivitas warga terpencil yang sehari-hari bekerja sebagai petani tersebut.
Ingin berpartisipasi dalam program- program wakaf yang diselenggarakan BWA? Silakan klik www.wakafquran.org