Kamis 28 Jul 2011 11:50 WIB

Batina and The Hidden, Super Hero Muslim yang Bertugas Mengenalkan Jilbab dan Burqa

Rep: Agung Sasongko/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI - Bulan lalu, kreator "The 99", serial komik tokoh superhero Muslim, Dr. Naif Al-Mutawa memperkenalkan karakter baru Batina and The Hidden. Tokoh ini mirip seperti Wonder Woman namun dalam versi mengenakan burqa.

Saat memperkenalkan Batina, isu pelarangan Burqa di Eropa tengah menggeliat. Dari ketepatan momentum itu, Naif mengharapkan kehadiran karakter Batina dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mereka yang tidak mengerti soal burqa.

"Hari ini, kebanyakan artikel tentang Islam menyinggung masalah terorisme. Hal itu menjadi tantangan buat saya, bagaimana saya mendefinisikan terorisme," kata dia saat berpidato di Cannes Lions International Festival of Creativity, seperti dikutip dari nytimes.com, Kamis (27/7).

Dikatakan Naif, media tidak hanya mencerminkan realitas, tetapi juga membantu mengubah arah realitas. Untuk itu, kelahiran Batina dan 99 tokoh superhero Muslim, dimaksudkan untuk mereposisi wajah Islam di mata barat dan umat Islam sendiri. "Mereka tokoh superhero Muslim, memiliki kekuatan berdasarkan nama-nama mulia dari Allah SWT, guna memerangi orang-orang jahat," kata dia.

Penciptaan karakter Batina bukanlah hal yang mudah. Naif harus berhadapan dengan sikap konsevatif pemerintah Arab Saudi. Padahal, Batina merupakan satu dari lima karakter superhero Muslim yang mengenakan jilbab dan burqa. "Saya percaya tujuan dari kehadiran karakter ini menjadi serangan balik terhadap arus negatif tentang Islam. Saya tahu akan dianggap salah, tapi saya merasa bersikeras untuk mempertahankan ide-ide ini," kata dia.

Keteguhan Naif berawal dari pengalaman buruk soal pengenaan jilbab dan burqa di Riyad, dua tahun lalu. Saat itu, ada sekolah terbakar, lalu ada remaja berlari ke luar dari sekolah tanpa mengenakan jilbab, lalu polisi moral mengirim mereka kembali ke sekolah lantaran pemadam kebakaran tidak mengkhendaki mereka dalam berpakaian tidak sopan.

"Pertanyaannya apakah Islam hanya diukur dengan perilaku semisal melalui doa atau mengenakan jilbab atau diukur oleh nilai-nilai dan iman," tanya dia.

Naif menekankan bahwa sungguh berbahaya memberikan wewenang kepada pihak yang belum tentu mengerti soal Islam sehingga dengan tanpa pertimbangan menghukum seseorang. Dalam pidatonya, Naif juga menyoroti soal bermunculannya komik-komik Islam.

Menurut dia, jangan sampai kehadiran itu melahirkan perbedaan-perbedaan sehingga mengesampingkan syiar Islam. Ia mengambil contoh bagaimana superhero sekuler seperti Superman dan Batman menggunakan unsur-unsur cerita dari Alkitab, namun tidak pernah ada perdebatan atas pesan yang disampaikan.

Kondisi itu, kata Naif, belum dicapai di dunia Muslim. "Anak-anak Muslim membutuhkan pahlawan baru, bukan yang lain," pungkas dia.

sumber : nytimes.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement