Rabu 22 Jun 2011 21:38 WIB

Waduh...Kita Masih Kafir Lho, Kata Aliran Sesat di Jambi

Umat Islam di Aceh diminta waspada terhadap aliran sesat yang terus mencoba merasuki iman remaja Aceh.
Foto: Antara
Umat Islam di Aceh diminta waspada terhadap aliran sesat yang terus mencoba merasuki iman remaja Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI - Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi membantah adanya perkembangan aliran sesat Abiya di daerah ini. Namun Kakanwil Kemenag Jambi, Drs H Abdul Kadir Husein MPd I, membenarkan adanya aliran sesat yang mengafirkan keluarganya yang tidak masuk dalam aliran mereka.

Persepsi aliran ini, katanya, seluruh manusia yang terlahir ke dunia dalam keadaan kafir sebelum mereka menyatakan masuk Islam.

Untuk masuk Islam, menurut mereka, harus datang kepada Rasullullah, kalau Rasullullah tidak ada mereka harus datang kepada ulama, karena ulama adalah penerus Nabi.

"Ulama yang dimaksud mereka adalah pemimpin mereka," katanya. Mereka kata Kadir, menganggap Islam yang benar itu adalah aliran mereka. Sedangkan ulama di luar aliran mereka dianggap kafir.

Faham ini sangat bertentangan dengan aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah. Kalau dalam faham NU, seluruh umat manusia yang terlahir ke dunia itu dalam keadaan muslim, sehingga bila seseorang anak meninggal sebelum usia 15 tahun diyakini akan masuk surga.

Kadir selaku Kakanwil Kemenag dan Ketua PW NU menyesali adanya pemberitaan yang mengaitkan ajaran sesat ini dengan Ponpes As'ad di Kelurahan Olak Kemang, Seberang Kota Jambi.

Menurut dia, Ponpes As'ad adalah benteng dari penyebaran aliran sesat. "Yang benar bahwa aliran sesat itu sudah ada pengikutnya di Olak Kemang, di mana pengikutnya tersebut telah lari dari keluarganya dan menganggap keluarga kafir gara-gara tidak mau mengikut ajaran mereka," tuturnya.

Sementara itu, Pimpinan Ponpes As'ad KH Najmi Qodir menyampaikan bahwa pengawasan pihak pengasuh pondok As'ad terhadap santri sangatlah ketat. Bahkan penggunaan handphone di dalam pondok sendiri dilarang.

"Santri mau keluar harus dikawal orangtuanya, mau datang juga diantar orangtua mereka. Dengan pengawasan yang seperti ini, rasanya tidak mungkin aliran sesat tersebut masuk ke pondok ini," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement