REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Agama Suryadharma Ali minta para rektor Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PT AIN) meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan mahasiswa baik di dalam kampus maupun ekstrakurikuler.
Permintaan itu disampaikan di hadapan para rektor PT AIN di Jakarta, Jumat, terkait maraknya pemberitaan aksi cuci otak, radikalisme, kekerasan terhadap kelompok lain yang keseluruhannya mengarah kepada terganggunya kerukunan beragama.
Saat meluncurkan program Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPBM-PTIAN) di lantai dua Kementerian Agama, Suryadharma Ali mengakui dalam beberapa tahun terakhir berbagai aksi kekerasan, seperti aksi bom buku dan penyusupan penggalangan kekuatan melalui pemanfaatan generasi muda dari kalangan kampus, semuanya mengarah kepada persoalan perusakan kerukunan beragama di Tanah Air.
Termasuk yang terakhir adalah pencucian otak yang dilakukan oleh kalangan gerakan radikal Negara Islam Indonesia (NII). Gerakan ini berkembang sangat sistematis dan intensif. Gerakan tersebut bahkan fokus merekrut mahasiswa, yang menjadi generasi penerus bangsa. "Saya tak ingin mahasiswa disusupi oleh pandangan seperti itu," kata Suryadharma Ali.
Untuk itu pula ia mengulangi imbauannya dalam pertemuan tersebut agar para rektor meningkatkan pengawasan. Termasuk untuk kegiatan ekstra kurikuler.