Kamis 06 Dec 2018 12:32 WIB

Dompet Dhuafa Fokus Lindungi dan Pulihkan Penyintas Sulteng

Dompet Dhuafa sudah membangun 300 unit rumah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Dwi Murdaningsih
Kegiatan di Klinik Kesehatan Dompet Dhuafa di Desa Lende, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), Selasa (30/10).
Foto: Republika/Umi Nur Fadhilah
Kegiatan di Klinik Kesehatan Dompet Dhuafa di Desa Lende, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), Selasa (30/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa berkonsentrasi menjalankan dua program di daerah terdampak bencana gempa bumi di Sulawesi Tengah (Sulteng). Dompet Dhuafa juga mengajak masyarakat tetap menaruh perhatian kepada korban bencana alam atau penyintas yang sedang memasuki tahap pemulihan.

Direktur Mobilisasi Zakat, Infak, Shodaqoh (ZIS) Dompet Dhuafa, Bambang Suherman mengatakan, ada dua hal yang sedang dilakukan Dompet Dhuafa di Sulteng. Pertama, memberikan perlindungan seperti membangun rumah hunian sementara, ruang belajar atau sekolah sementara, tempat ibadah sementara dan menyembuhkan trauma.

"Sebanyak 300 unit rumah hunian sementara, sekolah sementara dan tempat ibadah sementara sudah jadi dibangun Dompet Dhuafa di Sulawesi Tengah," kata Bambang kepada Republika.co.id, Rabu (5/12).

Ia menambahkan, yang kedua, membantu memulihkan ekonomi. Dompet Dhuafa mengidentifikasi sumberdaya dan unit ekonomi yang masih bisa dioptimalkan pascabencana. Dalam hal ini Dompet Dhuafa menginisiasi pasar dalam rangka menarik kembali produk yang sudah dimiliki para suplayer supaya masuk kembali ke ruang transaksi.

Dompet Dhuafa juga menyampaikan, Kota Palu dan sekitarnya yang terdampak bencana gempa bumi sangat luas, tidak seperti Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat yang kecil. Saat Dompet Dhuafa masuk ke tahap pemulihan, ternyata masih ada lokasi-lokasi yang belum tersentuh.

"Dompet Dhuafa mencari tahu kebutuhan merek yang belum tersentuh, kalau mereka membutuhkan pemulihan maka Dompet Dhuafa akan menggulirkan program pemulihan di sana," ujarnya.

Bambang mengajak dan mengimbau masyarakat agar tetap membantu korban bencana alam. Di fase pemulihan itu justru para penyintas membutuhkan banyak hal. Kalau di fase tanggap darurat, penyintas hanya membutuhkan makanan, layanan kesehatan, hunian darurat atau hunian sementara.

"Tapi di fase pemulihan ini seperti menata kembali kehidupan mereka (penyintas) dari nol, mereka butuh teman, butuh modal, butuh uluran tangan," ujarnya.

Dompet Dhuafa mengajak masyarakat tetap menaruh perhatian terhadap korban bencana. Walau sudah masuk fase pemulihan sebenarnya di fase inilah yang menentukan apakah penyintas dapat ditangani secara permanen atau gagal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement