Jumat 19 Oct 2018 16:18 WIB

Warung Wakaf, Gerakan Awal Pemulihan Ekonomi di Lombok

Pengelolaan Warung Wakaf diserahkan sepenuhnya oleh kelompok masyarakat.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Dwi Murdaningsih
Tradisi wakaf (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Tradisi wakaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membangun kembali perekonomian Lombok menjadi fokus Global Wakaf  di masa pemulihan pascabencana. Ikhtiar ini diwujudkan dengan pendirian Warung Wakaf di sejumlah wilayah di Lombok.

Warung Wakaf hadir untuk memberdayakan masyarakat terdampak melalui pengelolaan usaha ritel berbasis wakaf. Sistem yang digunakan sudah terkomputerisasi ala usaha ritel modern pada umumnya. Kelompok masyarakat yang diberdayakan oleh Global Wakaf melalui program ini akan diamanahkan untuk mengelola Warung Wakaf.

"Idealisme Global Wakaf melalui penguatan bisnis ritel bertemu dengan kebutuhan masyarakat Lombok. Ini yang sedang kami wujudkan, memulihkan perekonomian warga dengan pengelolaan bisnis ritel berbasis wakaf," ujar Presiden Global Wakaf, N. Imam Akbari, dalam keterangan tertulis yang didapat Republika.co.id, Jumat (19/10).

Untuk penyediaan isi outlet-outlet Warung Wakaf, pihaknya bekerja sama dengan PT Hydro Perdana Retailindo, sebuah korporasi wakaf yang bernaung di bawah Global Wakaf Corporation. Warung Wakaf berusaha memberdayakan warga lokal dengan muamalah syariah.

Imam memaparkan, hasil pengelolaan Warung Wakaf dapat memberikan manfaat bagi pengurus musala atau masjid sebagai pengelola. Selain itu, warga sekitar Warung Wakaf turut mendapatkan maslahatnya melalui rangkaian kegiatan sosial untuk pemenuhan kebutuhan pokok mereka.

Dalam jangka panjang, manfaat yang dihadirkan Warung Wakaf bahkan bisa untuk perguliran program-program pemberdayaan ekonomi berbasis wakaf selanjutnya. Hal ini mengingat Warung Wakaf juga menggerakkan baik penjual dan pembeli untuk berwakaf. "Dana wakaf ini akan kita kelola secara optimal, sehingga hasilnya bisa disalurkan untuk mauquf alaih atau untuk pengembangan program wakaf lainnya," ujar Imam.

Dalam praktiknya, pengelolaan Warung Wakaf diserahkan sepenuhnya oleh kelompok masyarakat, seperti pengurus masjid dan musala. Global Wakaf berperan sebagai supervisor yang mendampingi masyarakat untuk menjaga kualitas pengelolaan yang ideal, mulai dari penyediaan barang hingga sistem yang berbasis syariah.

Program Warung Wakaf ini mendapat sambutan baik dari masyarakat Lombok. Senin (15/10) lalu, penandatangan Nota Kesepahaman antara Global Wakaf dan pengurus musala/masjid sebagai pengelola Warung Wakaf, diadakan. Sementara itu, sejumlah outlet Warung Wakaf mulai dibangun di beberapa wilayah di Lombok.

Pada tahap awal, Warung Wakaf akan berdiri di 10 lokasi yang tersebar mulai dari Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat. Sebelumnya, satu Warung Wakaf sudah dibangun di kompleks Integrated Community Shelter (ICS) Gondang. Dalam waktu dekat 10 Warung Wakaf akan mulai beroperasi.

Dedi Haris Sandi, salah satu pengelola Warung Wakaf, optimistis Warung Wakaf akan menjadi penopang ekonomi masyarakat sekitar. Manfaatnya tidak hanya dinikmati masyarakat yang membeli, tetapi juga masyarakat yang memiliki warung-warung kecil di sekitar Warung Wakaf.

"Seperti yang dijelaskan, Warung Wakaf nantinya akan menjual barang dengan harga terjangkau dan akan membina warung kecil lain di sekitarnya. Sehingga tidak akan merasa tersaingi, melainkan saling mengisi," kata Dedi, pengurus Musala Nurul Huda Peringgasela Kec. Pringgasela Lombok Timur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement