Rabu 10 Oct 2018 19:55 WIB

Dompet Dhuafa Bangun MCK dan Mushala di Sigi

Sebelumnya masyarakat melaksanakan aktivitas ibadah di posko seadanya.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Gita Amanda
Tim Psychological First Aid (PFA) Dompet Dhuafa beri pendampingan anak-anak korban gempa bumi dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah pada Rabu (10/10).
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Tim Psychological First Aid (PFA) Dompet Dhuafa beri pendampingan anak-anak korban gempa bumi dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah pada Rabu (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relawan Dompet Dhuafa yang berada di Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru, Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) membangun sejumlah fasilitas umum. Beberapa yang dibangun adalah mushala dan Mandi Cuci Kakus (MCK) darurat bagi penyintas bencana gempa dan tsunami.

"Alhamdulillah, di kampung kami sudah ada mushala dan MCK. Sesudah gempa mengguncang, kami sangat merindukan untuk shalat berjamaah seperti ini. Selain itu juga sudah bisa membersihkan diri dengan bersih di MCK," ucap salah satu tokoh Desa Lolu, Pahkrudin, dalam keterangan tertulis yang didapat Republika.co.id, Rabu (10/10).

Pasca gempabumi dan tsunami, masyarakat melaksanakan aktivitas beribadah hanya di dalam posko yang seadanya. Melihat kondisi tersebut, sejumlah aktivis kemanusiaan Dompet Dhuafa terus membangun fasilitas-fasilitas umum sementara, seperti mushala atau masjid darurat, MCK darurat hingga pemasangan pipanisasi untuk ribuan pengungsi yang tinggal di pengungsian.

Untuk menunjang pelaksanaan ibadah, Dompet Dhuafa mendirikan mushala darurat sebagai lokasi ibadah sementara warga pengungsi. Bangunan yang terbuat dari kayu dan terpal sederhana tersebut sementara ini dimanfaatkan warga pengungsi untuk menjalankan kewajiban shalat dengan nyaman.

Mushala darurat yang berada di posko dihuni lebih dari 781 jiwa. Masyarakat silih berganti menunaikan shalat berjamaah. Mereka tidak lagi kepanasan lantaran hadirnya mushala darurat dari para donatur Dompet Dhuafa.

"Alhamdulillah, sekarang sudah ada masjid darurat. Tidak lagi kepanasan, jauh lebih nyaman dari sebelumnya," ujar salah satu pengungsi, Hasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement