Sabtu 18 Aug 2018 14:47 WIB

Dompet Dhuafa Bantu Salurkan Air Bersih ke Gunungkidul

Gunungkidul sisi selatan didominasi oleh tanah dengan komposisi batuan gamping.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Gita Amanda
Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesulitan air mulai dirasakan di berbagai wilayah termasuk Gunungkidul, Yogyakarta. Gunungkidul sisi selatan didominasi oleh tanah dengan komposisi batuan gamping.

Akibat kondisi ini, air tidak bisa tertahan di permukaan. Daerah ini pun menjadi kering dan tandus. Warga di Gunungkidul selatan kini mulai kesusahan untuk mengakses air bersih.

Koordinator aksi Dompet Dhuafa Yogyakarta, Subadar, menyebut sejak awal Ramadhan, Gunugkidul sisi selatan sudah mulai kesulitan air. Cadangan yang berada di tandon-tandon penampung air sudah mulai berkurang drastis.

Dompet Dhuafa pun telah mengirimkan air dengan mobil tangki ke lokasi-lokasi yang membutuhkan. Sejauh ini, lebih dari 50 tangki atau 300ribu liter telah dibagikan kepada masyarakat Gunungkidul selatan.

"Ini mempu mencukupi kebutuhan air lebih dari 3.200 jiwa. Kegiatan dropping kami gulirkan di Kecamatan Saptosari, Panggang, dan Purwosari Gunungkidul," ucap Subadar dilansir dari situs resmi Dompet Dhuafa, Jumat (17/8).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan Agustus. Artinya masa kekeringan masih akan berlanjut hingga akhir bulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement