Senin 30 Jul 2018 11:35 WIB

Gizi Buruk, DD Terjunkan Tim Kemanusiaan ke Maluku

DD akan melakukan eksplorasi daerah untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan gizi .

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi pengidap gizi buruk
Foto: Antara/Novrian Arbi
Ilustrasi pengidap gizi buruk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana kelaparan kembali melanda, tiga warga suku Mausu Ane di pedalaman Pulau Seram, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah meninggal dunia karena gizi buruk yang disebabkan keterbatasan persediaan pangan di sana. Melihat kondisi tersebut, Dompet  Dhuafa Sulawesi Selatan merespons cepat dengan menerjunkan Tim Kemanusiaan.

Tim pertama Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan telah bergerak menuju komunitas masyarakat Mausu Ane, dengan membawa logistik dan obat-obatan. Tim Kemanusiaan tersebut terdiri dari dokter, perawat, dan satu Koordinator Respon Kebencanaan.

GM Pengembangan Jaringan Dompet Dhuafa Filantropi, Doni Marlan, mengatakan tim Kemanusiaan Dompet Dhuafa pusat sudah berangkat dari Makassar pada Jumat (27/7) siang, menuju ke Ambon. Dijadwalkan pada Ahad (29/7), tim Kemanusiaan Dompet Dhuafa sudah bergabung dengan aparat TNI dari Korem 1502/Masohi, untuk bergerak menuju lokasi suku Mausu Ane, dan mendistribusikan sejumlah bantuan.

“Setibanya di lokasi, tim kemanusiaan Dompet Dhuafa melakukan mapping area dengan berkoordinasi bersama perangkat pemerintah. Selanjutnya menetapkan posko darurat untuk kebutuhan support logistik dan berbagai kebutuhannya,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Senin (30/7).

Doni mengatakan DD akan melakukan eksplorasi daerah untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan gizi dengan membawa produk pemberdayaan yang kaya protein hewani dan bergizi tinggi, seperti abon ikan. Ia menjelaskan, tim Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan bergerak untuk segera menangani kasus tersebut. Kebutuhan medis dan logistik menjadi bekal utama pada respons kali ini.

Selanjutnya setelah mendapat update informasi dari lokasi akan menyusun respons lanjutan dan mengirimkan tim kedua, dengan membawa bekal kebutuhan masyarakat di sana. “Karena medan yang cukup sulit dan tidak dapat diakses kendaraan, Tim Kemanusiaan yang berasal dari beberapa unsur relawan tersebut, melanjutkan respon dengan berjalan kaki menuju lokasi,” ucapnya.

Menurutnya, estimasi waktu yang harus ditempuh adalah delapan jam perjalanan. Upaya distribusi bantuan logistik dan kesehatan tersebut diharapkan dapat mencukupi kebutuhan pangan masyarakat Mausu Ane, dan menekan jumlah korban jiwa, terutama dari kelompok rentan (wanita, lansia, dan anak-anak).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement