Selasa 26 Sep 2017 15:20 WIB

DSM Bali Salurkan Bantuan ke Pengungsi Kampung Muslim

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Endro Yuwanto
Pengungsi Gunung Agung beristirahat di GOR Suwecapura, Klungkung, Bali, Minggu (24/9) malam.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Pengungsi Gunung Agung beristirahat di GOR Suwecapura, Klungkung, Bali, Minggu (24/9) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Sosial Madani (DSM) Bali membentuk lima posko untuk pengungsi Gunung Agung di Desa Bukit, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Kelima posko tersebut berlokasi di lima banjar, yaitu Tibulaka Sasak, Tiing Jangkrik, Karang Sasak, Bukit Tabuan, dan Kampung Anyar.

"Kami mengirim tim kesehatan dan bantuan logistik di Karangasem untuk membantu kurang lebih 766 pengungsi di sana," kata Manager Program Dompet Sosial Madani (DSM) Bali, Muhammad Nursoleh kepada Republika.co.id, Selasa (26/9).

Bantuan pertama DSM Bali diberikan kepada pengungsi di Desa Tiing Jangkrik dan Bukit Tabuan. Daerah yang juga kampung Muslim di Karangasem ini mendapat bantuan berupa nasi kotak, air mineral, makanan pendamping ASI (MPASI), dan lima ribu lembar masker.

Tim juga membantu tenaga medis, dengan rincian empat tim inti, 13 relawan, dua dokter umum, dua dokter gigi, empat perawat, dua bidan, satu tenaga perawat luka, dan satu apoteker.

Pengungsi di Desa Tiing Jangkrik dan Bukit Tabuan menghadapi masalah mendasar, yaitu ketersediaan air dan dapur umum. Anak-anak di Bukit Tabuan bahkan membutuhkan bantuan kesehatan sebab sebagian terkena cacar, batuk pilek. Ada pula tiga perempuan berstatus hamil di mana seorang ibu sudah memasuki usia kandungan sembilan bulan.

Masjid Nurul Jannah di Tiing Jangkrik dan Masjid Al-Hidayah di Bukit Tabuan menjadi lokasi pengungsian ratusan warga. Nursoleh mengatakan, jumlah pengungsi di lima banjar tersebut diperkirakan terus bertambah sejak status Gunung Agung ditingkatkan menjadi awas, 22 September 2017 lalu.

Hampir 93 persen penduduk yang tinggal dalam radius berbahaya sudah berada di pengungsian. Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memperkirakan sekitar 62 ribu jiwa penduduk tinggal di radius berbahaya Gunung Agung. "Sebagian besar masyarakat di zona tersebut sudah mengungsi. Jumlah pengungsi hingga Selasa (26/9) pagi mencapai 57.428 jiwa," kata Sutopo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement