Kamis 24 Apr 2014 18:41 WIB

Nuh Menjadi Muara Nasab Manusia (4-habis)

Kaum Nabi Nuh (ilustrasi).
Foto: Bordeaux-undiscovered.co.uk
Kaum Nabi Nuh (ilustrasi).

Oleh: Rosita Budi Suryaningsih

Bangsa Nabatea, yang merupakan penduduk Babel pada masa lalu, berasal dari keturunan Lanebet bin Asyur bin Sam. “Keturunan dari Sam bin Nuh ini juga yang melahirkan bangsa Arab,” tulis Sami.

Ham bin Nuh menghasilkan keturunan yang kemudian menjadi bangsa Sinda, dari putranya yang bernama Kush, termasuk juga Habsyah. Putra Ham yang lain, yang bernama Kan'an, melahirkan bangsa Nubia.

Bangsa Koptik merupakan keturunan Qibtaem bin Misr bin Beishar bin Ham. Bangsa Zandj yang berkulit hitam juga merupakan keturunan dari putra Ham bin Nuh ini. Bangsa Qut (Goth) berasal dari keturunan Qut bin Ham. Bangsa Kan'an berasal dari anak Kan'an bin Ham bin Nuh.

Bangsa India berasal dari keturunan Kush bin Ham. Penduduk Barqah pada masa lalu, atau yang dikenal sebagai bangsa Zawilah merupakan keturunan dari Hawilah bin Kush bin Ham.

Berbagai suku bangsa dan ras yang ada di seluruh dunia ini berasal dari satu kelompok manusia, yaitu keturunan Nabi Nuh. Ini yang menyebabkan dunia mengenal bahwa wilayah Timur Tengah merupakan ibu dan pusat dari seluruh dunia.

Abu Hanifah ad-Dainuri menganalisis mengapa seluruh penduduk dunia yang berasal dari satu keturunan ini bisa mengalami perbedaan bahasa.

“Awalnya mereka menggunakan bahasa Suriyani, tetapi ungkapan yang ada pada setiap kelompok mengalami perubahan dan akhirnya diteruskan pada generasi berikutnya,” ujarnya.

Dari tulisan ini, kita bisa memahami bahwa miliaran penduduk dunia ini berasal dari satu rahim. Maka, ironis sekali jika kita mengedepankan perbedaan yang ada karena pada hakikatnya kita semua berasal dari darah yang sama, darah nabi yang mulia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement