Sabtu 13 Apr 2019 16:21 WIB

Industri 4.0 Butuh Peran Kiai

Industri 4.0 juga mengakibatkan disrupsi berbagai aspek

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Agung Sasongko
Dakwah
Foto: Dok. Republika
Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Industri 4.0 menuntut semua lapisan masyarakat di Indonesia untuk membuka diri dalam kemajuan teknologi, tak terkecuali pondok pesantren. Namun, kemajuan teknologi juga memberi dampak negatif dalam aspek kehidupan.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Yunahar Ilyas berpendapat, Industri 4.0 juga mengakibatkan disrupsi berbagai aspek, khususnya hubungan antar manusia secara langsung yang akan digantikan dengan dunia maya.

Baca Juga

"Di satu sisi memudahkan, tapi di sisi lain masyarakat akan mengalami kekeringan spritual," kata Yunahar kepada Republika.co.id melalui pesan singkatnya, Jumat (12/4).

Karena itu, Yunahar mengatakan, peran agama sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan kepada masyarakat bahwa hubungan antar manusia secara langsung (silaturrahim) tidak bisa digantikan dengan hubungan semu dalam dunia maya.

Kedepannya, menurut dia, peran itu diharapkan lebih banyak dimainkan oleh pesantren. Selain itu, lanjut Yunahar, peran Ulama' dan Kiai sangat penting dalam mendidik santri dan masyarakat.

"Peran Kiai dalam mentransfer ilmu mungkin bisa digantikan oleh media sosial tetapi pendidikan karakter tetap memerlukan hubungan langsung," jelasnya.

Sebelumnya, Direktur Jendral Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kemenag, Kamaruddin Amin, menyebutkan jika pondok pesantren tidak melibatkan diri di kontestasi zaman ini, peluang yang ada akan diambil alih kalangan lain.

Pada era industri digital saat ini, di samping butuh SDM profesional juga fondasi moral yang kuat. Pesantren, selain melahirkan generasi bermoral juga harus berkompeten.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement