Jumat 12 Apr 2019 14:00 WIB

Pemanfaatan Teknologi untuk Pesantren Butuh Action Plan

Pesantren tradisional dituntut manfaatkan teknologi akan kesulitan.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Wakil Rektor I Universitas Darussalam Gontor, Hamid Fahmy Zarkasyi
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Wakil Rektor I Universitas Darussalam Gontor, Hamid Fahmy Zarkasyi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --- Tuntutan agar pesantren lebih membuka diri dengan kemajuan teknologi agar siap menghadapi era Industri 4.0 dinilai perlu dibarengi dengan bantuan fasilitas untuk menunjang program pengembangan berkaitan dengan teknologi di pesantren.

Wakil Rektor Universitas Darussalam (Unida) Gontor, Hamid Fahmy Zarkasyi berpandangan dorongan pemerintah agar pesantren membuka diri dengan kemajuan teknologi masih menghadapi tantangan. Terlebih dengan keterbatasan Pesantren dalam penyediaan fasilitas. 

Baca Juga

“Harus dilihat juga pesantrennya model apa? Kalau pesantren tradisional dituntut teknologi itu akan kesulitan. Sekarang yang diperlukan adalah action plan. Bantu komputernya lah, sarana teknologinya untuk pengembangan program-program di pesantren,” kata Hamid kepada Republika,co.id pada Jum'at (12/4). 

Lebih dari itu, menurut Hamid agar pesantren bisa memahami dan menerapkan kamajuan teknologi untuk berbagai hal diperlukan pengajar yang terampil dibidangnya. Karenanya, Hamid berharap pemerintah juga menerjunkan sumber daya manusia trampil yang dapat membantu pesantren dalam pemanfaatan berbagai perkembangan teknologi. 

Di lain sisi menurut Hamid dorongan agar pesantren lebih membuka diri pada teknologi tak cuma sekedar mendorong agar pesantren dapat mengembangkan enterpreneur para santri. Namun di sisi lain, jelas dia, kemajuan teknologi yang dipelajari santri juga harus bisa bermanfaat dalam pengembangan studi agama. 

Karena itu, jelas Hamid di Pondok Pesantren Modern Gontor, Santri tak hanya dilatih agar bisa berenterpreneur dengan memanfaatkan teknologi seperti melalui pembuatan dan pemanfaatan sturtup atau lainnya, melainkan juga membuat layanan literasi keagamaan versi digital semisal dengan melakukan digitalisasi kitab. 

“Artinya pemanfaatan teknologi ini bukan hanya untuk berbisnis, namun juga untuk studi agama. Bagaimana membuat aplikasi bahasa Arab online, mawaris online, siroh online, itu semua sudah banyak dibuat anak Gontor,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement