Jumat 29 Mar 2019 23:43 WIB

Keluar dari Zona Nyaman

Semakin banyak fantasi kenikmatan justru membuat manusia semakin resah.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Agung Sasongko
Takwa (ilustrasi).
Foto: blog.science.gc.ca
Takwa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa memperbaiki diri sekaligus terus memperdalam Islam. Dengan begitu, kita bisa menjadi manusia yang setiap harinya lebih baik dari kemarin.

Sayangnya, terkadang kita terlalu malas atau enggan berbenah diri karena merasa sudah cukup baik. Apalagi, bila merasa telah ada di zona nyaman. Padahal, Ustaz Oemar Mita mengatakan, setan selalu hadir dalam setiap zona nyaman. Di antaranya, dengan menghadirkan berbagai fantasi kenikmatan yang tiada habisnya.

"Bila kemaksiatan memang membuahkan kebahagiaan, maka Allah pasti sudah menyuruh kita berbuat dosa. Hal itu karena Allah merupakan Zat yang paling sayang umat-Nya, tapi kenyataannya kan dosa tidak mungkin memberikan kebahagiaan," tutur Ustaz Oemar dalam kajian yang di gelar Komunitas Terang Jakarta di One Park Avenue, Gandaria, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Ia melanjutkan, semakin banyak fantasi kenikmatan justru membuat manusia semakin resah. Ini terbukti dari banyaknya artis atau tokoh yang bunuh diri di saat berada di puncak kesuksesannya. Ustaz Oemar menyebutkan, ada tiga zona nyaman yang perlu diwaspadai. Pertama, zona nyaman kemaksiatan dan dosa.

"Orang yang berada di zona nyaman ini disebut orang yang sudah candu pada dosa. Kalau su dah candu dan terus melaku kan dosa, suatu hari, Allah akan buka dosanya supaya dilihat banyak orang, tapi itu masih mending karena Allah masih berikan ke sem patan bertobat," tuturnya.

Dia menegaskan, Allah tidak akan membuka dosa seseorang kecuali sudah ditunggu tobatnya, tapi tidak kunjung bertobat. Misalnya, kata dia, orang yang ketahuan korupsi, tidak mungkin baru satu kali korupsi lalu ketahuan. "Kalau baru sekali nggak mung kin Allah buka karena rah mat Allah di atas kebencian-Nya. Jadi, kalau ada orang zina lalu videonya tersebar, nggak mung kin baru sekali melakukannya. Allah buka dosanya supaya dia bertobat dan kembali pada Allah," ujar Ustaz Oemar.

Ia menambahkan, kelak manusia akan dimatikan sesuai kebiasaannya. Hal itu sesuai dengan sabda Rasulullah, "Setiap orang akan dibangkitkan sesuai kematiannya." "Maka, siapa pun yang hari ini candu dengan dosa, akan dimatikan begitu. Coba lihat, berapa banyak orang yang mati saat sedang suntik narkoba?" kata Ustaz Oemar.

Kalau bukan atas rahmat Allah, tegas dia, sulit untuk keluar dari zona nyaman ini. Ustaz Oemar pun menawarkan solusi untuk bertobat dan melapor pada Allah dosa yang telah kita lakukan. "Bayangkan diri kita mati dalam kondisi bermaksiat kepada Allah. Apakah kita sudah ridha?" ujarnya.

Zona nyaman berikutnya, lanjut dia, yakni zona nyaman tidak melakukan dosa, tapi mencintai dunia. Mereka yang berada di posisi ini memang tidak meminum alkohol, tidak berzina. Tapi, setan goda dengan kecintaan berlebihan pada dunia. "Jika digoda zina nggak mempan, khamar ga mempan, dosa lainnya ga mempan, maka setan buat kita terus-terusan mengikuti dunia," kata Ustaz Oemar.

Orang yang terlalu nyaman mengejar dunia akan melakukan apa pun demi dunianya. Misalnya, bekerja sampai larut malam hingga meninggalkan kewajiban beribadah, kewajiban terhadap orang tua, serta kewajiban lainnya. Setan akan membuat kita sibuk dengan beragam kegiatan mubah. "Contohnya hobi, kita boleh punya hobi seperti memancing, tapi nggak boleh juga kalau dilakukan tujuh hari berturut-turut," ujar dia. Saking cintanya pada dunia, orang yang berada di zona nyaman ini merusak niat ibadahnya menjadi dunia. Misal, bersedekah agar usahanya lancar, mengusap anak yatim supaya dagangannya laku.

Padahal, Allah tidak membagi dunia berdasarkan iman, melainkan berdasarkan takaran. Jadi, jika kita yakin Allah telah menjamin dunia atau rezeki kita, ja ngan niatkan ibadah untuk dunia semata.

Dalam surah Hud ayat 15 dan 16 Allah berfirman, "Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah yang telah mereka kerjakan."

"Maka, kalau Allah sudah beri kan balasan perbuatan baik kita di dunia. Dikhawatirkan pas di akhirat tidak ada lagi yang ter sisa," kata Ustaz Oemar. Dirinya menambahkan, solusi melepas zona nyaman ini, di antaranya, melalui kumpul dengan orangorang saleh.

Zona nyaman ketiga, yaitu zona nyaman sudah saleh. Di zo na ini, setan membuat kita merasa cukup dengan kesalehan kita dan keluarga kita, sehingga kita tidak memikirkan hal lain. "Kita dibuat nggak memikirkan masalah kaum Muslimin, yang penting kita sudah saleh, anak saleh, istri sudah berjilbab. Padahal, ada tingkatan lebih besar dari saleh, yakni Muslim," jelas dia.

Islam, tambah dia, bukan aga ma egosentris. Allah pun tidak hanya mencari manusia saleh. Allah justru paling senang kalau seorang Muslim melakukan hal bermanfaat terhadap orang lain dan menolong agama-Nya. Kelak, Allah akan menanyakan kontri busi kita terhadap agama-Nya. "Jadi, yang terpenting punya kon tribusi ke agama Allah sekecil apa pun itu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement