Sabtu 02 Dec 2017 07:08 WIB

Semarak Maulid Nabi, dari Monas Hingga Lemang Aceh

Sejumlah umat Muslim menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 Hijriah di Lapangan Medan Merdeka Selatan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Jumat (1/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah umat Muslim menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 Hijriah di Lapangan Medan Merdeka Selatan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Jumat (1/12).

REPUBLIKA.CO.ID, Perayaaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 H kemarin diperingati dengan semarak di berbagai daerah. Umat Islam Indonesia menampilkan tradisi daerah masing-masing dalam peringatan tersebut.

Di Jakarta, peringatan tahun ini menjadi spesial menyusul kembali dibukanya kawasan Monumen Nasional (Monas) guna merayakan hari-hari besar keagamaan. Larangan itu sebelumnya sempat diberlakukan selama masa kepemerintahan Basuki Tjahaja Purnama sejak 2014 hingga 2017.

Ribuan warga Jakarta sudah mulai memenuhi kawasan itu sejak pukul 06.00 WIB. Sebagian datang dengan bendera Majelis Rasulullah. Gubernur DKI Anies Baswedan juga tiba sekitar pukul 08.00 WIB disertai undangan lainnya, seperti Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin.

"Dulu namanya Lapangan Gambir, sekarang disebut Lapangan Medan Merdeka dan di Lapangan Merdeka inilah zikir bisa dilakukan. Kami bersyukur bahwa negeri ini adalah negeri Pancasila, sila pertamanya adalah Ketuhanan yang Maha Esa. Atas dasar itulah, tempat ini kita berikan kesempatan untuk kegiatan, keagamaan, kebudayaan, dan lain-lain," kata Anies di hadapan ribuan peserta, kemarin.

Ia kemudian menyampaikan terima kasih kepada majelis-majelis pengajian di Jakarta yang turut menjaga kedamaian, ketenangan, kenyamanan Ibu Kota. “Mereka sudah hadir bertahun-tahun dan pengajian-pengajian inilah menjadi salah satu pilar untuk membuat suasana kita menjadi suasana yang teduh," kata Anies Baswedan seusai acara.

Lain daerah, lain pula acaranya. Di Tangerang, Wali Kota Arief R Wismansyah bersama warga RT 04 Kali Pasir Kelurahan Sukasari menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan mengarak arak-arakan perahu hias yang mengitari Pasar Lama dan wilayah Kelurahan Sukasari.

"Arak-arakan perahu hias tersebut merupakan tradisi yang dilakukan secara turun-temurun menyambut kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW," ujar Ketua DKM Masjid Jami' Kali Pasir H Husein, kemarin.

Wali Kota yang turut melepas peserta arak-arakan di kawasan Kota Tua Pasar Lama menyampaikan, kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW harus dimaknai sebagai sarana untuk mengembangkan nilai-nilai budaya Islam. "Semoga, kegiatan ini menjadi syiar kepada masyarakat akan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil 'alamiin," ujar dia.

Sementara itu, mayoritas warga Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, memasak lemang sebagai tradisi memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Sejak Kamis (30/11), sejumlah penduduk di daerah tersebut mulai menanak lemang sejak pagi hari.

Lemang terbuat dari ketan yang di campur santan dan garam, kemudian dilapisi daun pisang, serta dibakar dalam bambu. "Ini sudah kita lakukan sejak turun-temurun setiap memperingati Maulid Nabi dan Idul Adha tiap tahun," kata Radasah (61), warga Aceh Tenggara.

Di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, warga melaksanakan tradisi Walima Goroba (Waligo). Walima Goroba adalah sebuah gerobak yang diisi bingkisan berisikan makanan, kudapan, minuman ringan, serta dihiasi bendera dan hiasan warna-warni guna diarak keliling kampung.

Sebanyak 1.000 bingkisan dibagikan kepada anak-anak kampung setempat, kemarin. “Ini bertujuan untuk memperkenalkan peringatan Maulid Nabi kepada anak-anak," kata Marten Yusuf, panitia acara yang telah berlangsung 20 tahun itu.

(Singgih Wiryono, Pengolah: Fitriyan Zamzami).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement