REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis menghadiri acara pembukaan Global Faith Leaders Summit di Abu Dhabi pada Senin (6/11/2023). Dalam konferensi yang dihadiri tokoh lintas agama dari 30 negara ini, Kiai Cholil mengingatkan untuk menjaga lingkungan.
Acara belangsung selama dua hari yang memberi kesempatan kepada para pemuka agama tentang pemanasan global dan perubahan iklim.
"Saya mewakil MUI menyampaikan tentang kepedulian umat Islam Indonesia untuk menjaga lingkungan dan perubahan iklim. Karena menjaga lingkungan berarti menjaga kehidupan umum. Kalau sampe’ tahun 250 pemanasan global tidak dapat diturunkan maka akan banyak bencana alam, seperti banjir, longsor dan kerusakan pulau," ujat Kiai Cholil kepada Republika.co.id, Selasa (7/11/2023).
Kepada para peserta konferensi, Kiai Cholil juga menyampaikan bahwa MUI telah memiliki lembaga khusus untuk menjaga lingkungan hidup dan mengeluarkan fatwa untuk menjaga lingkungan hidup dan pemanasan global.
"Seperti fatwa tentang penambangan yang ramah lingkungan, air daur ulang dan penggunaan dana infaq dan zakat untuk program pemulihan lingkungan hidup, air bersih dan sanitasi," ucap Pengasuh Pondok Pesantren Cendikia Amanah Depok ini.
Kiai Cholil menuturkan, para tokoh agama memiliki tanggung jawab untuk mengubah prilaku manusia, karena tokoh agama memiliki kitab rujukan yang jelas dan banyak umat yang mengikutinya.
"Maka sangat tepat menjadikan manusia sebagai subjek bukan objek teknologi untuk menjaga stabilitas alam," kata Kiai Cholil.
Namun, tambah dia, para pelaku eksploitasi alam dengan teknologi yang merusak alam dan pelaku perang yang menyebabkan kerusakan bumi dan menimbulkan pemanasan global saat ini juga perlu diketuk hati nuraninya.
"Artinya untuk mengatasi kerusakan dan perubahan iklim perlu ada kerjasama dari semua pihak. Karena alam ini bagaikan rumah yang kita tempati secara bersama-sama," jelas kiai asal Madura ini.