Ahad 29 Oct 2017 22:17 WIB

Produksi Alquran Braille Belum Mencukupi Kebutuhan

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Alquran Braille
Foto: Republika/Wihdan
Alquran Braille

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Percetakan Alquran Braille YPWG, Ayi Hidayat, menuturkan, kapasitas produksi Alquran braille di YPWG saat ini mencapai 100 set per bulan. Setiap satu set ter diri dari 30 juz yang dijilid secara terpi sah. Dengan kata lain, yayasan tersebut mampu mencetak 3.000 eksemplar juz Alquran braille per bulannya.

Menurut Ayi, biaya percetakan Alquran braille di YPWG sendiri berasal dari dana pemerintah dan donasi umat. "Kesadaran masyarakat untuk berdonasi cukup tinggi. Hal itu sedikit banyaknya ikut membantu keberlangsungan proses produksi Alquran braille di YPWG sampai hari ini," ujarnya.

Dia menjelaskan, ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam proses produksi Alquran braille di tempatnya. Tahap pertama adalah menyalin naskah Alquran ke dalam huruf braille dengan menggunakan alat bernama stereotyper. Hasil salinan tersebut selanjutnya dikoreksi oleh tim penashih.

Setelah semua salinan tadi di nyatakan memenuhi kualifikasi, tahap berikutnya adalah mencetak Alquran dengan menggunakan mesin braille press. "Naskah yang sudah dicetak kemudian dijilid sesuai juz masing-masing," kata lelaki yang sudah 35 tahun berkecimpung di dunia percetakan Alquran braille itu.

Ayi mengakui, jumlah Alquran braille yang diproduksi yayasannya belum mampu mencukupi kebutuhan seluruh penyandang tunanetra Muslim di Tanah Air. Saat ini, diasumsikan terdapat kurang lebih 600 ribu penduduk Muslim yang mengalami masalah kebutaan di Indonesia. Sementara, pengadaan Alquran braille yang dicetak YPWG sepanjang 2005–2016 baru berada di kisaran angka 10 ribu set saja.

"Solusi yang kami tawarkan adalah paling tidaknya pemerintah mau memberikan akses yang lebih luas bagi para penyandang tunanetra agar mereka bisa membaca Alquran. Salah satu caranya dengan menyediakan Alquran braille di masjid-masjid besar yang ada di setiap kabupaten kota," ucap Ayi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement