Senin 12 Jun 2017 18:57 WIB

Menag: Proklamasi dan Nuzulul Quran Punya Keterikatan Kuat

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Karta Raharja Ucu
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin hadir dalam Gema Malam Nuzul Quran yang diselenggarakan Majelis Nurul Musthofa pimpinan Habib Hasan Bin Jafar Assegaf. Berbeda dengan biasanya, peringatan peristiwa turunnya Alquran ini digelar di Monumen Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.

Menurut Menag, Tugu Proklamasi adalah tempat bersejarah dan istimewa bagi Bangsa Indonesia. "Di sinilah para pendahulu kita, para pendiri bangsa, guru-guru serta orang tua kita menyatakan Kemerdekaan Republik Indonesia," ujar Lukman dalam keterangan tertulis, Senin (12/6).

Lukman berharap peringatan Nuzulul Quran ini menjadi upaya bersama dalam menjaga, memelihara, serta merawat tradisi berupa zikir, shalawat, dan mendengar tausiah para guru, sehingga dapat meningkatkan kualitas pemahaman, pengamalan keagamaan. Dia mengatakan, peristiwa Nuzulul Quran menjadi momen penting karena telah mengubah peradaban manusia dari zaman gelap menuju terang benderang.

Didampingi Direktur Penerangan Agama Islam Ditjen Bimas Islam Khaeruddin, Lukman mengatakan, Proklamasi dan Nuzulul Quran memiliki keterkaitan kuat. Menurut dia, Proklamasi merupakan pernyataan kemerdekaan Bangsa Indonesia, sementara Nuzulul Quran menandai kemerdekan peradaban umat manusia menuju kehidupan ke arah yang lebih baik.

"Proklamasi Kemerdekaan juga bertepatan di bulan Ramadan sehingga kita memperingati dua peristiwa bersejarah dalam kehidupan kita," ucap dia.

Kepada Yayasan dan jemaah Nurul Musthofa, Lukman menyampaikan terima kasih atas kiprahnya dalam ikut membantu negara atau pemerintah meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan bangsa Indonesia. Menurut dia, ulama dan umarah ibarat dua sayap burung. Keduanya memiliki fungsi yang sama dan harus senantiasa bekerja sama. Kalau satu sayapnya tidak berfungsi baik, maka burung tidak bisa terbang secara normal.

"Begitulah hubungan relasi antara ulama dan umarah. Bila dua kelompok di tengah masyarakat ini baik, maka seluruh masyarakat juga akan ikut menjadi baik. Sebaliknya, bila salah satu atau keduanya tidak baik, maka masyarakatnya pun menjadi tidak baik," terang Lukman.

Sebelumnya pembina Majelis Nurul Musthofa, Habib Hasan Bin Jafar Assegaf mengajak rakyat Indonesia untuk menjadikan Al-Quran sebagai benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bulan Ramadhan ini bulan yang mulia bagi Umat Islam karena bulan diturunkannya Al Quran. Jadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup dan juga benteng NKRI," kata Habib Hasan di hadapan ratusan ribu jamaah yang hadir, Ahad (11/5) malam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement