Sabtu 06 Oct 2018 06:03 WIB

Mengenal Kitab Kuning dan Khazanah Keilmuannya

Istilah “kitab kuning” sudah melekat untuk menamai kitab-kitab keislaman tersebut.

Ilustrasi Kitab Kuning
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Sudah menjadi karakteristik, kitab-kitab Islam yang ditulis dengan aksara Arab atau Arab Melayu memakai kertas berwarna kuning. Istilah “kitab kuning” sudah melekat untuk menamai kitab-kitab keislaman tersebut.

Ada juga yang menamainya dengan “kitab gundul” karena tulisannya yang merupakan aksara arab tersebut tidak memiliki harakat atau syakl (tanda baca). Kertas berwarna kuning merupakan jenis kertas dengan kualitas yang paling rendah dan murah.

Bahkan, tak jarang ditemui pada kitab-kitab kuning tersebut lembarannya tak terjilid sehingga mudah diambil bagian-bagian yang diperlukan tanpa harus membawa satu kitab secara utuh.

Karena, kitab-kitab tersebut biasanya hanya beredar di kalangan pesantren, tak jarang para santri hanya membawa lembaran-lembaran tertentu yang akan dipelajari. Itulah mungkin alasan mengapa kitab tersebut tidak dijilid layaknya buku-buku biasa.

Umumnya, kitab kuning ditulis tidak memiliki paragraf yang bisa mengatur alinea demi alinea. Biasanya, seluruh kitab ditulis secara bersambung dari awal hingga akhir buku.

Bahkan, tak jarang tempat yang sedikit tersisa di luar kolom pun dimanfaatkan untuk menulis syarah (penjelasan) saat pelajaran. Hal ini nyaris tidak menyisakan sedikit pun tempat kosong di dalam halaman kitab tersebut karena terisi seluruhnya oleh tulisan. Kemungkinan, teknik seperti ini dilakukan untuk penghematan kertas.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement