Rabu 01 Aug 2018 08:54 WIB

Muhammadiyah: Generasi Milenial Harus Melek Politik

Kesadaran terhadap politik ini juga harus dibarengi dengan keadaban

Haedar Nashir
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kegiatan diskusi Pandangan Muslim Milenial Terhadap Pemilu 2019 di Usmar Ismail, Jakarta Selatan, Selasa (31/7) menghadirkan Ketua Umum PP Muhammadiyah KH Haedar Nashir.

Dalam acara tersebut, Haedar Nashir menegaskan kepada peserta yang hadir bahwa sebagai generasi Muslim milenial mereka wajib untuk melek politik. Hal ini mengingat sebentar lagi pemilihan Presiden RI akan dimulai dan menentukan nasib Negara Indonesia lima tahun ke depan.

"Ke depan kita akan memasuki tahun politik, maka harus melek politik. Tapi kesadaran politik generasi Muslim milenial harus berbeda karena ada muatan keIslamannya," ujar KH Haedar Nashir di Hall Usmar Ismail, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (31/7).

KeIslaman yang dimaksud yakni orang dengan hati, pikiran, jiwa, serta tindakannya mencerminkan sifat SALAM yakni selamat dan damai. Pun Islam dijadikan sebagai pandangan hidup dalam berperilaku sehari-hari.

Kesadaran terhadap politik ini juga harus dibarengi dengan keadaban dan kecerdasan. Generasi Muslim milenial harus melihat dengan lebih objektif dan tidak mudah terhasut.

Ketum PP Muhammadiyah ini mengapresiasi kelompok Sinergy 2019 yang telah menginisiasi dan mengadakan kegiatan diskusi semacam ini. Dengan dibuatnya kegiatan diskusi seputaran politik, dapat menambah wawasan dan pandangan generasi milenial yang dianggap cuek dan skeptis terhadap politik.

"Bagi masyarakat milenial harus ditanamkan kesadaran untuk isu agama. Jadikan isu agama yang damai termasuk untuk urusan politik," ujar Nashir.

Ia menegaskan jangan sampai agama digunakan sebagai alat pemecah belah bangsa. Pilihan politik tiap orang boleh berbeda namun jangan sampai bertengkar. "Bagi tiap manusia yang berbeda agama saja dilarang bertengkar, apalagi yang agamanya sama namun bertengkar karena beda pandangan politik?" ucapnya.

Nashir tidak ingin generasi muda di Indonesia mengikuti contoh generasinya yang bertengkar hanya karena perbedaan agama dan beda pilihan politik.

Tugas generasi milenial bagi Nashir tidak hanya melihat dan memilih, namun juga mengontrol. Jika nantinya terlihat ada sosok elite politik yang berperilaku menyimpang, maka generasi milenial wajib untuk mengawal dan memberikan kritik. Namun kritik yang diberikan harus berbahasa dan menggunakan cara yang baik.

"Jangan biarkan bangsa ini hancur karena ulah elite politik. Jadikan politik untuk memajukan, memakmurkan, dan mensejahterakan bangsa," lanjut Nashir.

Terakhir, Nashir menegaskan bahwa siapapun yang terpilih nantinya menjadi pemimpin bangsa baik di tingkat eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, mereka adalah milik semua orang dan bukan golongan yang mengusung mereka. Sehingga menjadi tugas semua pihak untuk mengawal dan memastikan elite politik ini tidak hanya membahagiakan kelompoknya saja. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement