Kamis 05 Apr 2018 14:00 WIB

Cendekiawan Muslim Dunia di KTT Islam Wasathiyyah Indonesia

Pertemuan akan membahas konsepsi dan implementasi Islam yang wasatiyyah.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Ani Nursalikah
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama  Antaragama dan Peradaban, Din Syamsudin memberikan keterangan pers usai bertemu Presiden Jokowi, Kamis (5/4.
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsudin memberikan keterangan pers usai bertemu Presiden Jokowi, Kamis (5/4.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban Muhammad Sirajuddin Syamsuddin mengatakan pemerintah Indonesia akan segera menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi (KTT) Islam wasathiyyah. Dalam konferensi ini sedikitnya akan hadir 50 cendekiawan Muslim dari luar negeri, ditambah 50 cendekiawan dari dalam negeri.

Sirajuddin atau akrab disapa Din Syamsuddin menerangkan, pertemuan ini dimaksudkan mempromosikan mengenai Islam rahmatan lil alamin bukan hanya ke pada masyarakat dalam negeri, tapi juga masyarakat luar negeri melalui perwakilan para cendekiawan yang diundang. Pertemuan tersebut juga akan membahas mengenai konsepsi dan implementasi Islam yang wasathiyyah (jalan tengah yang adil).

"Konsepsi dan implementasi dalam sejarah peradaban Islam kita kaitkan dengan tantangan dan peluang peradaban dunia, dan juga salah satu bagian dari naskah itu nanti tentang pengalaman Indonesia dalam mengamalkan Islam wasathiyyah," ujar Din di Istana Negara, Kamis (5/4).

Menurut Din, persoalan yang ada di sejumlah negara bukan hanya negara mayoritas Muslim menjadi hal yang harus bisa diatasi. Untuk itu dalam pertemuan ini akan dicarai hakikat Islam yang menekankan pada pendekatan jalan tengah. Tentu bukan sekadar dengan kriteria moderat, toleran, dan tenggang rasa semata. Namun perlu prinsip baru yang benar-benar mencirikan Islam sehingga kecenderungan ekstremis, radikalis, dan sifat negatif lainnya bisa teratasi bersama-sama.

Dengan konsep yang akan dibangun secara bersama, Din berharap KTT ini mampu mengatasi krisis peradaban global yang oleh banyak pakar disebut bahwa dunia ini sedang mengalami ketidakteraturan, ketidakpastian, dan mengakibatkan banyak kerusakan.

"Kiranya prinsip Islam wasathiyyah bisa menjadi solusi. Dan kita berharap Islam Wasatiyyah yang sudah diterapkan di Indonesia bisa terus dikembangkan," ujar Din Syamsudin.

Konsep ini pun sejatinya telah dibahas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah nasional. Islam wasathiyyah dianggap sangat cocok dengan kondisi Indonesia yang memiliki keberagaman agama dan budaya. Konsep inilah yang bisa menjadi cikal bakal konsep untuk ditawarkan kepada negara-negara lain yang ikut dalam KTT.

Tokoh utama dari ulama Muslim sedunia khsusunya akan hadir diantaranya Syaikh Al Azhar Imam Terbesar Syeikh Ahmad Thayyib bin Thayyib. Kemudian ada juga Syeikh Abdullah bin Dayyah yang memimpin sebuah organisasi bernama Forum Perdamaian di Masyarakat Muslim yang berkedudukan di Abu Dhabi.

Acara puncak KTT Islam Wasatiyyah akan diadakan di Bogor 1-3 Mei 2018. Presiden Joko Widodo direncanakan akan membuka acara tersebut untuk kemudian ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Untuk menyambut KTT ini akan diadakan juga Halaqah sebanyak empat kali di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Uhamka, Universitas Ahmad Dahlan, serta Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement