Selasa 20 Feb 2018 15:43 WIB

Amien Rais: Penganiayaan Para Ulama Ada Dalangnya

Dalangnya ini harus segera ditemukan.

Rep: Fuji EP/ Red: Esthi Maharani
Mantan Ketua MPR RI, Amien Rais
Foto: ROL/Fakhtar Khairon Lubis
Mantan Ketua MPR RI, Amien Rais

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan tokoh Muhammadiyah, Amien Rais berpandangan, penganiayaan yang menyasar para ulama bukanlah sesuatu yang kebetulan. Menurutnya, ada dalang di balik penyerangan-penyerangan yang menyasar para ulama tersebut.

"Hanya orang yang malas berpikir atau pura-pura tidak cerdas kalau berkesimpulan penganiayaan, pelecehan, penghinaan, dan pembunuhan para ulama dianggap sesuatu yang kebetulan, dianggap kejahatan biasa, tidak usah diperbesar," kata Amien kepada Republika di Aula Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Jakarta, Selasa (20/2).

Menurutnya, kalau melihat cara pelaku memilih korbannya (para ulama), diperkirakan ada dalangnya. Dalangnya ini harus segera ditemukan. Tapi, kalau melihat kasus yang menimpa Novel Baswedan, sudah lama pelaku yang mencelakakan Novel masih juga tidak ditemukan. 

Ia menjelaskan, padahal Polri dipuji oleh dunia Internasional. Tersangka Bom Bali tertangkap dengan cepat. Kemudian, tersangka Bom Marriot juga tertangkap. "Tiba-tiba ini (penyerangan kepada ulama) sesuatu yang lebih mudah jadi ruwet, apa yang terjadi?" ujarnya.

Amien menjelaskan, sekarang perasaan umat Islam sangat sensitif. Viktor Laiskodat yang sudah menantang akan membunuh umat Islam dengan kata-kata bersayap tidak diapa-apakan. Sementara, Alfian Tanjung mengingatkan akan bahaya PKI, tapi ditarik ke meja hijau dan dijatuhi hukuman.

"Jadi, saya mengingatkan kepada rezim ini, negeri ini milik umat Islam dan non-Muslim, di dalam agama Islam pun semua kedudukan di depan hukum sama," ujarnya.

Ia menegaskan, semua punya hak hidup, hak asasi manusia, hak berpendidikan, hak berekonomi dan hak berpolitik. Kalau rezim ini mencoba memecah belah umat Islam dengan cara yang kelewat mencolok mata, maka hati-hati. Kalau rezim ini suka menipu rakyatnya, nanti lambat atau cepat akan roboh.

"Umur saya satu tahun lebih tua dari republik (Republik Indonesia-Red), saya paham apa yang terjadi, jadi kita tidak usah main sandiwara," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement