Jumat 15 Dec 2017 07:00 WIB

Bersyukur dengan Hati dan Lisan

Rep: mgrol98/ Red: Agung Sasongko
Ibadah/ilustrasi
Foto: wordpress.com
Ibadah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,Syukur sebenarnya tidalk cukup dengan hanya mengucapkan “alhamdulilah”. Tidak cukup dengan kata-kata yang diucapkan dari mulut saja, tetapi juga dengan hati dan anggota badannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Qudamah, “Syukur (yang sebenarnya) adalah dengan hati, lisan, dan anggota badan.”

Dalam buku Rahasia Di Balik Usia 40 Tahun yang ditulis oleh Ahmad Annuri MA disebutkan bahwa syukur dapat dilakukan dengan cara,

1. Bersyukur dengan hati, yaitu dengan meyakini bahwa seluruh bikmat bersumber dari Allah subahnahu wa ta’ala. Allah berfirman, “ Segala nikmat yang ada pada diri kalian (datangnya) dari Allah (QS. An-Nahl: 53)

Tugas hati dalam bersyukur kepada Allah adalah mengakui dan meyakini bahwa nikmat tersebut semata-mata datangnya hanya dari Allah subhanahu wa ta’ala saja, dan bukan dari selain-Nya. Meskipun bisa jadi nikmat kita dapatkan melalui teman kita, bekerja, atau lainnya, semuanya itu hanyalah perantara untuk mendapatkan nikmat. Kita juga harus mencintai Allah yang telah memberikan semua nikmat itu kepada kita. Selain itu, kita harus meniatkan untuk menggunakan nikmat itu di jalan yang Allah ridhai.

 

2. Bersyukur dengan lisan, yaitu dengan memperbanyak mengucapkan hamdalah, sebagaimana perintah Allah subhanahu wa ta’ala, “Katakanlah: Alhamdulillah (segala puji bagi Allah).” (QS. Al- Isra: 111 dan QS. An-Naml: 93)

Termasuk bentuk syukur dengan lisan ialah menceritakan kenikmatan yang kita rasakan kepada orang lain, Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan, “Adapun mengenai nikmat Rabbmu, maka ceritakanlah.”(QS. Adh Dhuha: 11)

Ibnu Qasir menjelaskan maksud dari ayat ini bahwa, sebagaimana dulu seseorang dalam keadan miskin atau kekurangan kemudian Allah mengubah nasibnya lalu membuatnya kaya, maka sebut-sebutlah mensyukurinya dengan lisan-nikmat Allah yang telah dianugrahkan-Nya itu.

Karena lisan diberi tugas untuk memuji dan meyanjung Dzat yang telah memberikan nikmat tersebut kepada kita.

3. Bersyukur dengan anggota badan, yaitu mempergunkan nimat Allah untuk ketaatan pada-Nya, bukan untuk berbuat maksiat. Syukur jenis ini amatlah berat, sehingga hanya segelintir hamba-Nya saja yang mengamalkannya.

Allah berfirman, “Wahai keluarga Dawud, beramallah sebagai bentuk syukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali di antara para hamba-Ku yang bersyukur. (QS. Saba: 13)

Pada ayat tersebut, Allah memerintahkan kepada keluarga Nabi Dawud untuk beramal kebajikan dan mengajak keluarganya dengan amal shalat, puasa, dan lain sebaginya.

Karena tugas dari anggota badan adalah menggunakan nikmat tersebut untuk mentaati Dzat yang kita syukuri serta menahan diri agar tidak menggunkan kenikmatan itu untuk bermaksiat kepada-Nya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement