Senin 13 Nov 2017 19:20 WIB

Yuk Pahami Etika Menuntut Ilmu

Rep: mgrol98/berbagai sumber/ Red: Agung Sasongko
Anak-anak belajar mengaji Alquran.  (ilustrasi)
Foto: Republika/JYasin Habibi
Anak-anak belajar mengaji Alquran. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menuntut Ilmu, salah satu ibadah yang diperintahkahan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan menuntut Ilmu akan mendapatkan banyak pengetahuan dan juga menambah wawasan.

Sejak zaman Rasulullah sallallahu alaihi wasallam lalu peradaan Islam hingga sampai sekrang ilmu adalah hal yang sangat penting dan harus dicari. Namun, menuntut ilmu pun ada etikanya. Seseorang yang menuntut ilmu haruslah beretika baik. Dimana agar ilmu tersebut akan berkah dan bermanfaat.

Dalam buku Ensiklopedia Islam Al Kamil yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijiri, dijelaskan adab-adab atau etika yang perlu dilakukan oleh penuntut ilmu, berikut beberapa adabnya:

1.  Cara duduk.

“Umar bin Khathathab radhiyallahu anhu berkata, “Suatu ketika kami (para sahabat) duduk di dekat Rasulullah sallallahu alaihi wasallma. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan dan takk ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Memperhatikan kehadiran, tempat dan etika duduk dalam mengikuti majelis ilmu dan zikir di masjid.

3. Duduk melinkar (halaqah) di majelis zikir dan ilmu.

4. Memuliakan ulama dan orang tua.

“ Hai orang-orang yang berimann, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata padanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara)sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tdak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS. Al Hujurat:2)

5. Memperhatikan ulama (pengajar).

“Hendaknya kamu meminta manusia untuk memperhatikan.” Kemudian beliau bersabda, “Setelah aku meninggal, kalian jangan kembali kafir, di mana sebagian kalian membunuh sebagian yang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

6. Merujuk kepada seorang alim (ahli) jika mendengar sesuatu yang tidak dipahami.

Dari Ibnu Abu Malikah, Aisyah radhiyallahu anha tiap kali mendengar sesuatu yang tidak mengerti ia selalu merujuk kepada Nabi.

7. Terbiasa menghafal Alquran dan pelajaran lainnya.

Dari Abu Musa radhiyallahu anhu, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda,  “Ikatlah erat-erat Alquran, demi Zat yang jiwaku berada di tangan-nya, sesungguhnya ia lebih cepat lepas ketimbang unta dari ikatannya.”(HR. Bukhari dan Muslim)

8. Konsentrasi dan memperhatikan dengan seksama

9. Melakukan perjalanan menuntut ilmu, terbiasa menanggung beban berat dalam menuntut ilmu dan selalu bersikp rendah hati.

10. Bersemangat dalam menuntut ilmu.

11. Mendekati sang guru ketika menerima nasehat.

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Hadirilah majelis zikir dan mendekatlah kepada imam, sesungguhnya seorang senantiasa menjauh (dari majelis zikir dan imam) sehingga dia diakhirkan dari surga walaupun telah memasukinya.”(HR. Abu Dawud)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement