Senin 23 Oct 2017 07:28 WIB

KH Muhammad Mansur, Cendekiawan Pejuang NKRI

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Esthi Maharani
Anies Kunjungi Masjid Jami Al Mansur. Umat Islam menghadiri peringatan Haul 50 Tahun KH Muhammad Mansur di Masjid Jami Al Mansur, Jembatan Lima, Jakarta Barat, Ahad (22/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anies Kunjungi Masjid Jami Al Mansur. Umat Islam menghadiri peringatan Haul 50 Tahun KH Muhammad Mansur di Masjid Jami Al Mansur, Jembatan Lima, Jakarta Barat, Ahad (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KH Muhammad Mansur merupakan Guru Besar Masjid Al Mansur, Tambora, Jakarta Barat. Ia selalu menjadi sosok yang dihormati, khususnya masyarakat Betawi. Ia dikenal karena keberaniannya membela Islam dan menentang penjajah.

Ketua DKM Masjid Al Mansur, KH Fatahillah Ahmadi menceritakan setelah belajar selama empat tahun di Mekkah, Guru Mansur kembali ke Indonesia dan mendedikasikan hidupnya untuk mengajar serta berdakwah di Kampung Sawah (saat ini bernama Kelurahan Jembatan Lima).

Perjuangannya melawan penjajah Belanda juga dimulai sejak saat itu. Ia mempertahankan keberadaan Masjid Al Makmur Cikini hingga mengibarkan bendera merah putih di Masjid Al Mansur Tambora ketika ia hendak ditangkap oleh NICA.

"Pada waktu itu, Jakarta telah dikuasai Netherlands-Indies Civil Administration (NICA). Tetapi, Guru Mansur tidak gentar. Ia justru memerintahkan murid-murid madrasahnya dalam merayakan ihtifal (penutupan tahun ajaran setiap Ramadhan), agar berkeliling kampung sembari membawa bendera," jelas KH Fatahillah saat ditemui Republika, Ahad (22/10).

Bahkan, dia tetap mengibarkan bendera merah putih di menara Masjid Al Mansur, walaupun serdadu NICA terus menembaki bendera tersebut agar tidak berkibar. Guru Mansur justru menentang siapapun yang berani menurunkan bendera, akan berhadapan langsung dengannya.

Karena perlawanannya itu, Guru Mansur diseret ke Hoofd Bureu Van Politie (saat ini Lapangan Monas). Namun dengan tegas ia mengatakan, 'Pemasangan bendera bangsa adalah haknya bangsa itu sendiri, jadi saya sebagai warga Indonesia berhak memasangnya, tidak ada seorangpun yang berhak mengganggu atau melarang'.

Perannya terhadap NKRI, juga diungkapkan oleh salah seorang ulama yang saat ini berusia 107 tahun, KH Ahmad Gozali. "Presiden Soekarno pernah berlindung di rumah Guru Mansur ketika masa penjajahan Belanda," kenang dia.

Di mata KH Ahmad Gozali, yang juga ulama dari Tamansari, Jakarta Barat, sosok Guru Mansur, selain cendekiawan falak (Ilmu astronomi Islam), ia juga adalah sosok yang penuh kasih sayang. Bahkan ia enggan menyakiti binatang sekalipun. Ia juga sangat mengasihi santri-santrinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement