Kamis 25 May 2017 22:31 WIB

Ditjen Bimas Islam Bersyukur Bila Awal Ramadhan 1438 H Bersamaan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Sekretaris Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Muhammadiyah Amin
Foto: Kemenag
Sekretaris Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Muhammadiyah Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama bersyukur bila awal Ramadhan 1438 H (2017) yang ditetapkan Kemenag bersamaan dengan tanggal yang ditetapkan ormas-ormas Islam. Meski begitu, sidang isbat sendiri merupakan keharusan sebagai mandat fatwa ulama.

Sekretaris Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Muhammadiyah Amin mengatakan, Kemenag berharap umat Islam di Indonesia bisa menjalankan awal Ramadhan bersamaan pada tahun ini. Meski begitu, ia meminta masyarakat menunggu keputusan resmi dari Kemenag. "Kami bersyukur, alhamdulillah, kalau awal Ramadhan bisa bersamaan. Tapi kita tunggu bersama hasil sidang isbat," kata Amin, Kamis (25/5).

Jika pun memang dijalankan bersamaan oleh ormas-ormas Islam, sidang isbat penetapan awal Ramadhan harus tetap dilaksanakan. Karena sidang ini dilakukan berdasarkan Fatwa MUI. Kalau sama dan tidak ada sidang isbat, fungsi Kemenag hilang.

"Usul tidak ada sidang isbat tidak boleh dilempar begitu saja. Kemenag punya kewenangan sesuai amanat fatwa. Fatwa MUI, Kemenag punya tanggung jawab menentukan awal dan akhir Ramadhan serta awal Dzulhijjah," tutur Amin.

Sidang isbat pada Jumat (26/5) akan diawali paparan posisi hilal oleh ahli astronomi LAPAN lalu dijeda shalat Maghrib. Sidang kemudian akan dilakukan tertutup dengan dibuka oleh Menag, paparan hasil pantauan dari 48 titik oleh Direktur Urais Ditjen Bimas Islam Kemenag, dan pandangan ormas. Bila sudah sepakat, Menag baru menetapkan awal Ramadhan. Persiapan sidang di Kemenag sendiri hampir rampung.

Meski beberapa ormas Islam sudah menetapkan tanggal awal Ramadhan, Amin mengatakan Kemenag baru akan meastikan awal Ramadhan pada Jumat (26/5). "Kepastian awal Ramadhan baru besok. Hari ini belum akhir Sya'ban," kata Amin.

Ia mengakui ormas Islam menggunakan metode berbeda dalam menetapkan awal Ramadhan. Tapi Kemenag sendiri menggabungkan metode hisab dan rukyat. Hisab menentukan kapan melakukan rukyatul hilal dan rukyatul hilal (pengelihatan bulan) untuk memastikan.

Ada 84 titik untuk melihat langsung posisi hilal, dari Papua hingga Aceh. Para pengamat akan tetap di posisinya sampai ketetapan awal Ramadhan oleh Kemenag dibuat. Amin memprediksi paling lama pukul 18.30 WIB sudah ada ketetapan awal Ramadhan oleh Kemenag.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement