Selasa 10 Jan 2017 23:32 WIB

Temui Alumni Suriah, Mufti Damaskus: Jangan Sampai Indonesia Hancur

Mufti Damaskus Suriah, Syekh Muhammad Adnan al-Afyuni
Foto: Jatman
Mufti Damaskus Suriah, Syekh Muhammad Adnan al-Afyuni

REPUBLIKA.CO.ID, BATANG— Mufti Agung Ibukota Damaskus, Syaikh Adnan Afyouni meminta masyarakat Indonesia tidak mudah terprovokasi dan gampang terpecah-belah. “Jangan sampai Indonesia mengalami kehancuran sebagaimana menimpa dunia Muslim lain,” katanya saat tampil sebagai pembicara kunci dalam pertemuan Ikatan Alumni Syam Indonesia (Alsyami) di PP Tazakka Batang Jawa Tengah, Senin (9/1).

Syekh Adnan yang juga hadir ke Indonesia dalam rangka menghadiri undangan Peringatan Maulid Nabi yang dihelat Habib Luthfi Pekalongan Jawa Tengah itu, menyampaikan terimakasih atas dukungan pemerintah dan segenap masyarakat Indonesia kepada Suriah. Dia berpesan umat Islam menjaga Indonesia dengan Islam ramah, santun, dan penebar rahmat untuk semesta alam.

Pertemuan juga menyoroti berbagai isu panas seputar konflik Suriah. Di antaranya soal dugaan penyaluran donasi dan bantuan kemanusian ke milisi serta kombatan di Suriah. 

Ketua Alsyami, Ahmad Fathir Hambali mengimbau seyogianya NGO sungguh-sungguh melakukan kerja kemanusiaan, sebagai lembaga publik, hendaknya melakukan transparansi atas aliran dana mereka. 

Sekjen Alsyami, M Najih Arromadloni, mengajak peserta pertemuan  mengampanyekan pentingnya melihat krisis Suriah dari perspektif kemanusiaan. 

Dalam menyikapi tragedi kemanusiaan terbesar abad 21 ini, ujar dia, masyarakat tidak sepatutnya jatuh dalam perdebatan politik tak berujung. Di balik kompleksnya konflik kepentingan dan ideologi di Suriah, terdapat jutaan manusia yang menjadi korban. Dia bertekad lebih serius menggalang dukungan dan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Suriah.

Ketua panitia pelaksana, Anizar Masyhadi, mengaku akan mengawal hasil rumusan yang telah disepakati. Mantan sekretaris Dubes RI untuk Suriah ini menyatakan perlunya kampanya dan sosialisasi atribut resmi kenegaraan Suriah. Di antaranya bendera. 

Bendera resmi Suriah saat ini berwarna merah di bagian atasnya. Yang marak beredar justru bagian atas berwarna hijau. “Kita perlihatkan kepada dunia bendera Suriah yang sesungguhnya.” 

Anang mengingatkan jasa besar Suriah untuk Indonesia. Suriah adalah negara pertama yang mengakui kemerdekan Indonesia. Duta Besar Suriah untuk PBB HE Faris Al-Khoury, yang ketika itu memimpin sidang DK PBB, mendukung sepenuhnya kemerdekaan Indonesia. “Peranan itu tidakboleh dilupakan oleh bangsa Indonesia,” tuturnya. 

Pertemuan ini menghasilkan sejumlah rumusan program dan rekomendasi. Di antaranya desakan kepada pemerintah agar proaktif dalam penyelesaian krisis Timur Tengah.

Hadir pula dalam pertemuan ini Syekh Riyad Bazo dari Dewan Fatwa Libanon dan Syekh Omar Dieb yang merupakan akademisi dari Universitas Ahmad Kuftaro Damaskus Suriah. Para tamu tersebut sebelumnya menghadiri puncak Maulid Nabi SAW di Majelis Kanzus Shalawat Pekalongan bersama Habib Luthfi bin Yahya dan Presiden Joko Widodo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement