Sabtu 11 Jul 2015 10:02 WIB

Anak Muda Butuh Dakwah Kreatif

Rep: c 37/ Red: Indah Wulandari
Foto siluet eserta melintas saat menghadiri rapat kerja Nasional Dewan Pengurus Pusat Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (DPP BKPRPPM) di Jakarta, Jumat (28/3).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Foto siluet eserta melintas saat menghadiri rapat kerja Nasional Dewan Pengurus Pusat Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (DPP BKPRPPM) di Jakarta, Jumat (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri menilai, diperlukan mengaji dan dakwah kreatif terlebih dahulu untuk menarik minat para generasi muda untuk mempelajari Islam. Oleh karena itu, metode syiar Islam harus disesuaikan juga dengan zaman.

“Sehingga dari anak-anak muda ini muncul pemahaman bahwa jadi anak muda Islam itu asyik. Menjadi muslim yang baik itu keren,”kata Hanif saat ditemui usai acara diskusi ‘Ngobrol Santai Tentang Dakwah’ di Lembaga Dakwah iHaqi Center, Jumat (10/7).

Hanif mencontohkan metode sosialisasi itu sama seperti Islam Nusantara. Menurutnya, Islam itu satu, sementara Islam Nusantara ini adalah bagaimana bangsa Indonesia mengekpresikan Islam. Artinya, dalam mengekspresikannya tidak melepaskan diri dari jati diri bangsa Indonesia terhadap Islam.

“Kalau ditanya saya ini siapa adalah saya orang Indonesia yang kebetulan karena hidayah dari Allah beragama Islam, bukan sebaliknya, bukan orang Islam yang kebetulan tumbuh di Indonesia. Nah, jawaban saya ini menegaskan bahwa keislaman saya tidak bisa dipisah-pisahkan dengan keindonesiaan saya,”tutur Hanif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement