Kamis 14 Mar 2019 06:42 WIB

Kisah Anjing dan Dua Orang yang Diampuni

Dua orang pendosa itu sama-sama berbuat baik terhadap anjing.

Anak anjing beagle (ilustrasi)
Foto: EPA/Lee Byeong Chun
Anak anjing beagle (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam mengajarkan umatnya untuk berbuat baik. Selain itu, Allah Ta'ala juga memiliki karunia dan rahmat yang mahaluas. Ketika Dia menghendaki kebaikan dan ampunan atas seseorang, maka tidak ada satu pun yang dapat menghalangi tibanya kebaikan dan ampunan itu.

Maka dari itu, jangan pernah meremehkan suatu amalan baik, betapapun hal itu kelihatan remeh dalam pandangan mata manusia. Sebab, hanya Allah SWT yang berhak menilai dan mengganjar amalan sesuai apa yang dikehendaki-Nya.

Baca Juga

Kisah berikut mengandung hikmah demikian. Seperti diriwayatkan Imam Bukhari dari Abu Hurairah. Suatu kali, Rasulullah SAW bersabda tentang dua kisah insan yang hidup pada zaman sebelum beliau.

Ada seorang laki-laki yang sedang berjalan kaki. Dia merasa sangat kehausan. Atas kehendak Allah, tibalah dia di sebuah sumur yang diperuntukkan bagi musafir dan umum. Maka dia pun turun ke dalam sumur itu untuk meminum air daripadanya.

 

Ketika keluar dari sumur, dia tiba-tiba melihat seekor anjing yang menjulurkan lidahnya. Saking kehausannya, hewan ini bahkan menjilat-jilati tanah untuk meredakan rasa dahaga.

"(Anjing) ini kehausan sama seperti aku tadi," gumam pria itu.

Dia lantas kembali turun ke dalam sumur dan membuka sepatunya. Dengan benda itu, dia mengambil air untuk diberikan kepada si anjing tadi. Allah SWT Yang Mahamelihat mengapresiasi perbuatan itu. Sang Pencipta pun mengampuni dosa-dosa laki-laki tadi.

Hal senada juga tercermin dari kisah, sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah. Suatu hari, Rasulullah Muhammad SAW bercerita kepada sahabat-sahabatnya.

Pada zaman silam, ada seorang perempuan yang mencari nafkah dengan jalan haram, yakni sebagai pelacur. Perempuan ini suatu hari sedang berjalan dalam suasana siang yang terik matahari. Tiba-tiba, dia melihat seekor anjing yang menjulurkan lidahnya dan terengah-engah lantaran kehausan.

"Kehausan hampur saja membunuhnya," kata si pelacur itu.

Anjing itu tampak berjalan lemas, mengelilingi dinding sumur terus-menerus. Maka perempuan tadi melepas sepatunya dan turun ke dalam sumur. Dengan benda itu, dia mengambil air untuk diberikan kepada anjing yang kehausan itu.

Allah Yang Mahamelihat mengganjar perbuatan itu. Sang Pencipta mengampuni dosa-dosa si perempuan tadi.

Mendengar kisah itu, para sahabat bertanya kepada Nabi SAW, "Wahai Rasulullah, (apakah) kita mendapatkan pahala (dengan berbuat baik kepada) hewan?"

"(Berbuat baik kepada) setiap makhluk bernyawa itu ada pahalanya," jawab beliau.

Hikmah lainnya dari dua kisah tersebut adalah, jangan pernah gemar menghakimi orang-orang yang jatuh dalam perbuatan dosa. Bisa saja seorang pelacur bernasib baik di akhir hayatnya karena Allah mengampuni dosa-dosanya. Demikian pula, belum tentu seorang yang terkenal saleh sepanjang hidupnya akan masuk surga-Nya. Sebab, amal perbuatan hanya tolak ukur untuk ditimbang di Hari Akhir kelak. Adapun soal ke manakah tempat kembali, apakah ke surga atau neraka, hanya Allah Yang Maha Kuasa dan Mahamengetahui. Kita hanya bisa berdoa, semoga rahmat-Nya meliputi diri.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement