Senin 03 Dec 2018 05:54 WIB

Khianat Seperti Apa yang Dilakukan Istri Nabi Luth dan Nuh

Pengkhianatan keduanya adalah pengkhianatan terhadap risalah agama.

Pemandangan Laut Mati
Foto: Reuters
Pemandangan Laut Mati

REPUBLIKA.CO.ID,  Allah SWT memberikan contoh pentingnya berdakwah kepada orang terdekat, sebelum mendakwahkan kebaikan ke orang lain. Ini seperti yang terjadi pada Nabi Nuh dan Nabi Luth. Istri Nabi Nuh yang konon bernama Walihah atau Waghilah dan istri Nabi Luth yang bernama Wali’ah (tak ada sumber otentik tentang penyebutan nama). 

"Allah membuat istri Nuh dan istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing).” (QS. At Tahrim 10).  

Kedua istri nabi itu ternyata, melakukan pengkhianatan terhadap dakwah yang disampaikan oleh orang terdekatnya. Bagaimana bisa pengkhianatan itu terjadi? Apakah bentuk pengkhianatan yang mereka lakukan? 

Mengutip laman Lembaga Fatwa Mesir Dar al-Ifta, pengkhianatan yang dilakukan keduanya, bukan pengkhianatan atas hubungan suami istri, seperti selingkuh dan semacamnya. Namun, khianat tersebut adalah kemaksiatan terhadap agama. 

Konon, istri Nabi Nuh justru mempropaganda masyarakat bahwa suaminya tersebut terserang gila.

Sedangkan istri Nabi Luth malah menyerukan maksiat kepada para tamu Nabi Luth. Dalam satu pendapat juga, pengkhiantan yang dimaksud adalah bentuk kemunafikan dan atau hasutan.

Bukan pengkhianatan dalam makna perselingkuhan. Inilah mengapa Ibnu Abbas pernah menegaskan, tak satupun dari istri nabi yang berbuat keji (maksiat zina).  

Lalu, apakah pengkhianatan itu bertentangan dengan apa yang disebutkan Allah SWT dalam surah an-Nur ayat ke-26: “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula)”?

Menurut al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya, makna ayat di atas bukan berarti bahwa seorang nabi yang ma’shum (terjaga) bisa mendapatkan istri yang buruk.

Tafsir ayat di atas adalah kalimat-kalimat yang buruk itu hanya akan muncul dari orang-orang yang buruk pula. Para pria yang demikian, sejatinya juga akan berkumpul dengan perempuan yang memiliki perangai sama.

Jadi, pengkhianatan yang dimaksud sebatas pada pengkhianatan terhadap dakwah dan risalah yang dibawa kedua nabi Allah SWT tersebut. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement